Djarot: Silakan Datang ke Jakarta, Tapi...

Idul Fitri biasanya menjadi penanda datangnya penduduk luar Jakarta ke Ibu Kota.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Jun 2017, 18:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Idul Fitri biasanya menjadi penanda datangnya penduduk luar Jakarta ke Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun berharap, pendatang baru ini datang dengan memiliki bekal keterampilan.

"Silakan datang ke sini (Jakarta), tapi yang punya keterampilan. Sehingga di sini tidak menjadi pengangguran," kata Djarot di Balai Kota DKI, Minggu (25/6/2017).

Menurut dia, berdasarkan data kepadatan penduduk, DKI sudah sangat padat. Idealnya, Jakarta memiliki penduduk sekitar 7,5 juta jiwa. Faktanya, jumlah penduduk DKI saat ini mencapai 10,2 juta jiwa di malam hari dan di siang hari mencapai 14,5 juta jiwa.

"Ini beban (kelebihan penduduk) ya," Djarot menjelaskan.

Meski mengakui Jakarta memiliki lapangan pekerjaan yang banyak, dia khawatir jika pendatang terus berdatangan akan menambah daya beban Jakarta.

"Daya beban kota itu ada batasnya. Suatu ketika dia tidak akan mampu menerima lagi, ada batasnya," ujar Djarot.

Terlebih, lanjut dia, setiap penduduk atau pendatang baru pasti membutuhkan tempat untuk hidup. Persoalan lain yang akan timbul adalah masalah transportasi dan sanitasi.

Djarot pun mengingat kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, yang mewajibkan pendatang baru di Jakarta membayar uang jaminan dan diberi kesempatan menetap selama tiga bulan.

"Kalau dia tidak bisa dapat kerja, maka dia harus balik ke daerahnya dengan uang jaminan itu. Supaya kalau datang ke Jakarta ada keterampilan," kata Djarot.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya