RI Cetak Neraca Dagang Surplus US$ 470 Juta pada Mei

BPS mencatat ekspor Indonesia Januari-Mei 2017 mencapai US$ 68,26 miliar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jun 2017, 11:58 WIB
Suasana pelayaran di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Indonesia diprediksi akan kembali mendulang surplus neraca perdagangan di April 2017 di bawah US$ 1 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Mei 2017 mencapai US$ 0,47 miliar atau sekitar US$ 470 juta. Hal itu didorong kenaikan ekspor non migas pada Mei 2017.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M Sairi Hasbullah‎ menuturkan, kinerja ekspor nasional tercatat US$ 14,29 miliar pada Mei 2017. Angka ini lebih tinggi dari impor di periode sama, yakni sebesar US$ 13,82 miliar.

"Kita surplus US$ 0,47 miliar. Ini terbilang lumayan sebetulnya. Mei 2016 juga surplus US$ 0,36 miliar artinya year on year (YoY) lebih tinggi," ujar Sairi, Kamis (15/6/2017).

Berdasarkan data BPS, secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari-Mei 2017 mencapai US$ 68,26 miliar atau meningkat 19,93 persen dibanding periode sama tahun 2016. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$ 61,98 miliar atau meningkat 20,10 persen. "Rata-rata bulannya lebih tinggi dari Mei. Januari-Mei surplus US$ 5,9 miliar," kata dia.

Sedangkan nilai impor Indonesia pada Mei 2017 mencapai US$ 13,82 miliar atau naik 15,67 persen dibandingkan April 2017. Namun, jika dibandingkan Mei 2016 meningkat 24,03 persen.

Impor nonmigas Mei 2017 mencapai US$ 12 miliar atau naik 16,49 persen dibandingkan April 2017. Namun, bila dibandingkan Mei 2016 meningkat 26,65 persen.

Impor migas Mei 2017 mencapai US$ 1,82 miliar atau naik 10,54 persen dibandingkan Aprl 2017. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2016 meningkat 9,10 persen.

Selain Indonesia mencatatkan surplus perdagangan antara Januari-Mei, antara lain dengan India sekitar US$ 4,3 miliar, Amerika Serikat sekitar US$ 4,01 miliar, Belanda surplus sekitar US$ 1,2 miliar. Sedangkan alami defisit dengan Australia sekitar US$ 1,3 miliar, Thailand sekitar US$ 1,5 miliar dan Tiongkok sebesar US$ 5,8 miliar.

Sebelumnya neraca perdagangan Indonesia diperkirakan melanjutkan tren surplus ‎di Mei ini. Proyeksi surplus akan lebih rendah dibanding realisasi neraca perdagangan di April yang mencetak surplus US$ 1,24 miliar karena peningkatan laju impor, terutama barang konsumsi.

"Neraca perdagangan Mei diperkirakan surplus US$ 1,07 miliar. Ekspor tumbuh 14,18 persen (Yoy) dan pertumbuhan impor 8,42 persen (Yoy)," kata Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi, Jakarta, Kamis 15 Juni 2017.

Ia mengatakan, peningkatan laju ekspor di bulan kelima ini ditopang kenaikan harga komoditas ekspor, serta peningkatan volume ekspor. Kondisi baik ini disebabkan karena terjadinya peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia.

"Sedangkan laju impor barang konsumsi cenderung naik meski impor bahan baku turun tipis, terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur Indonesia di Mei ini," Josua menjelaskan.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya