PLN Akan Membangun Pembangkit Listrik di Blok Masela

Pembangkit ini untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri‎ yang akan dibangun di wilayah tersebut.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Jun 2017, 14:15 WIB
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 300 Mega Watt (MW), di sekitar Blok minyak dan gas bumi (migas) Masela. Pembangkit ini untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri‎ yang akan dibangun di wilayah tersebut.

Direktur Pengadaan PLN Iwa Supangkat mengatakan, dengan kapasitas 300 MW PLTG yang akan dibangun membutuhkan gas sebesar 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCF). Kapasitas pembangkit tersebut disesuaikan dengan rencana pembangunan kawasan industri yang akan dibangun di sekitar Blok Masela.

"Sementara ini kan industrinya ada 300 MW yang sudah dari perindustrian, dari pupuk dsb. 300 MW," kata Iwan, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (12/6/2017).

Iwan mengungkapkan, ‎konsumen listrik yang di pasokan dari PLTG tersebut paling besar adalah industri, namun PLN belum melakukan pembicaraan untuk pasokan listrik ke fasilitas pengolahan gas Blok Masela.

‎"Ini kan gas pipa. Dikirim melalui gas pipa ke situ. Jadi belum dibicarakan yang itu," ‎ucap Iwan.

Menurut Iwan, pembangunan pembangkit akan dilakukan oleh PLN, kemungkinan bisa dikerjasamakan dengan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Untuk waktu pembangunannya akan menyesuaikan dengan pembangunan kawasan industri.

"Tergantung nanti industrinya. 2023 mungkin. Tergantung kapan selesainya saja. Kan disinkronkan,"‎ jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah sedang mencari pembeli gas dari Blok Migas Masela, Maluku. Kepastian adanya pembeli sangat dibutuhkan, untuk mempercepat pengembangan blok migas tersebut.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pembeli gas dari Blok Masela masih melakukan pertimbangan harga, titik serah, dan waktu pasokan gasnya.

"Gas dari Masela untuk industri. Pembeli kan tergantung dari harga dan delivery point dan waktunya kapan," kata Airlangga.

Menurut Airlangga, saat ini sudah ada potensi beberapa industri untuk menyerap gas dari Masela, diantaranya industri pupuk dan petrokimia untuk memproduksi methanol. Untuk lokasi pembangunan industri akan menyesuaikan penetapan pembangunan fasilitas pengelolaan gasnya.

‎"Kalau potensi sudah ada. Pabrik pupuk, methanol, dan dimetyl ether. Ini gasnya dari Masela. Kalau lokasi pabrik kan tergantung nanti titiknya ada di mana," tutup Airlangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya