Panglima TNI Gatot Nurmantyo Jadi Kapita Perang Kesultanan Tidore

Penganugerahan gelar kehormatan adat ini dilakukan oleh Sultan Tidore Husain Sjah secara simbolis.

oleh Hairil Hiar diperbarui 09 Jun 2017, 03:12 WIB
Panglima TNI Gatot Nurmantyo, di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, Kalibata, Jakarta, Rabu (24/5/2017). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Tidore - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendapat gelar adat Kesultanan Tidore. Gatot mendapat gelar Kapita Malamo Nyili Gulu-Gulu atau Panglima Perang Besar di wilayah jauh Kesultanan Tidore.

Penganugerahan gelar kehormatan adat ini dilakukan oleh Sultan Tidore Husain Sjah secara simbolis dengan pemasangan penutup kepala dan jubah kabasaran.

Pengukuhan ini berdasarkan Surat Keputusan Sultan Tidore Nomor: 011/ KPTS/ST/VI/2017 tentang Pemberian Gelar, pada 13 Ramadan 1438 Hijriyah atau 8 Juni 2017.

Pengamatan Liputan6.com, Gatot Nurmantyo bersama Gubernur Abdul Gani Kasuba dan rombongan bertolak dari Ternate menggunakan speed boat Halmahera 01, tiba di Pelabuhan Goto, Kota Tidore Kepulauan pada pukul 10.00 WIT.

Rombongan kemudian menuju Kedaton Kesultanan dan disambut Sultan Tidore beserta Jogugu atau Perdana Menteri dan perangkat adat kesultanan setempat.

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan terima kasih dan merasa bangga atas gelar kehormatan yang dianugerahkan.

"Seperti kita ketahui Kesultanan Tidore dan Ternate jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk merupakan salah satu pusat perdagangan rempah dan memiliki kekuatan armada perang yang terbukti mampu mengusir bangsa kolonialisme hingga akhirnya bergabung dalam bingkai NKRI,” ujar Gatot Nurmantyo.

Di hadapan Panglima TNI, Sultan Tidore Husain Sjah, menceritakan Tidore pada masa kejayaannya mempunyai luas wilayah sepertiga dari NKRI. Tidore pula yang berperan penting masuknya Irian Barat ke NKRI pada masa Sultan Zainal Abidin Sjah.



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya