3 Praktik Kekunoan yang Ternyata Terbukti Ilmiah

Pengobatan Tiongkok seperti terapi holistik dan pengobatan tradisional sering dianggap sebagai pseudosains.

oleh Karmin Winarta diperbarui 07 Jun 2017, 10:04 WIB
Foto:pixabay

Liputan6.com, Jakarta Pengobatan Tiongkok seperti terapi holistik dan pengobatan tradisional sering dianggap sebagai pseudosains. Sebenarnya praktik kuno tersebut telah berlangsung selama ribuan tahun.

Namun ternyata, praktik tersebut sangat diminati banyak orang. Karena itu, para ilmuwan tertantang. Mereka mencoba mengulik untuk menemukan apakah benara praktik yang telah dilakukan sejak lama ini benar-benar bermanfaat.

Dengan kemajuan teknologi, seperti pencitraan otak, kita sekarang dapat mempelajari pola otak orang yang secara aktif mempraktikkan meditasi atau menerima akupunktur.  

Berikut adalah enam praktik kuno yang ternyata terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk dilakukan, dilansir dari listverse.

1. Akupunktur

Teknik kuno ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke kulit pada titik-titik strategis yang dianggap vital sehingga bisa menyembuhkan penyakit yang sedang diderita seseorang.

Teknik ini telah dilakukan sejak beribu-ribu tahun yang lampau. Rekaman yang  terdokumentasi teknik akupunktur pertama kali dilakukan sekitar tahun 100 SM.

Sampai hari ini, teknik ini masih banyak dilakukan di Tiongkok untuk mengobati kondisi tertentu yang bertentangan dengan pendekatan simtomatik pengobatan Barat.

Namun, akupunktur secara cepat mendapatkan pengakuan di Barat. British National Health Service (NHS) menyatakan, akupunktur mendorong tubuh untuk menghasilkan endorphin penghilang rasa sakit. Akupunktur sekarang tersedia gratis di NHS di beberapa wilayah di Inggris.

Ada beberapa bukti klinis untuk membuktikan keampuhannya. Lebih dari 3.000 uji klinis dilakukan untuk mempelajari manfaat akupunktur dalam rangkaian penyakit dan kondisi yang luas. Misalnya, British Acupuncture Council mengatakan akupunktur telah diujicoba untuk mereka yang obesitas dan hasilnya positif.

2. Meditasi

Pusat Informasi Bioteknologi Nasional saat ini telah menerbitkan lebih dari 4.000 makalah jika kita melakukan pencarian dengan kata kunci "khasiat meditasi".

Meski meditasi telah dipraktikkan selama berabad-abad, terutama pada budaya Timur, baru belakangan ini efek meditasi dipelajari lebih jauh oleh di forum-forum ilmiah.

Khususnya di bidang ilmu saraf. Beberapa penelitian menunjukkan, meditasi menghasilkan manfaat positif seperti kesabaran, kepercayaan diri, kebahagiaan, ketenangan, pelepasan kegelisahan dan depresi, dan peningkatan kenyamanan menyangkut ketidakpastian hidup. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya kekuatan fisik dan energi. Tapi di mana letak ilmiahnya?

Seorang profesor fisiologi, seorang profesor anestesiologi, dan seorang profesor farmakologi melakukan penelitian. Tujuannya untuk mengetahui efek "meditasi ala Osho" apakah memiliki efek anti-stres.

Osho adalah seorang guru India yang memperkenalkan meditasi ke dunia pada tahun 1970. Ternyata, manfaat itu benar adanya. Meditasi bisa menurunkan perilaku agresif, kecemasan, dan depresi.

3. Reiki

Reiki adalah teknik yang berasal dari Jepang untuk mengurangi stres dan mempercepat penyembuhan. Caranya dengan menyalurkan energi dari seseorang ke pasien yang perlu bantuan energi hidup yang mengalir melalui "chakra".

Terkadang energi ini terhambat, untuk memperbaikinya, bisa menggunakan teknik reiki.

Ahli bedah kardiovaskular terkenal, Dr Mehmet Oz melakukan eksperimen yang cukup unik, dia mengundang master Reiki Julie Motz untuk merawat pasien selama transplantasi jantung. Dr. Oz percaya "Reiki telah menjadi seni penyembuhan yang dicari di antara pasien dan ahli medis profesional."

Benarkah? Beberapa orang meragukan manfaatnya. Universitas Arizona melakukan penelitian, membandingkan Reiki dengan terapi fisik untuk melihat efek gerakan pada pasien yang menderita nyeri bahu. 

Studi ini membuktikan sesi Reiki selama 10 menit sama efektifnya dengan terapi fisik manual dalam memperbaiki jangkauan gerakan pada pasien yang bahunya yang sakit.

Penelitian juga dilakukan oleh para ilmuwan di Brasil dan di Turin, Italia.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya