Pembangunan LRT Palembang Capai 42,6 Persen

Budi Karya juga mengatakan setiap stasiun LRT Palembang akan dilengkapi dengan lift, sehingga memudahkan difabel untuk mobilisasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Mei 2017, 08:48 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) melihat miniatur lokasi pembangunan Light Rail Trail (LRT) zona 1 di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (3/3/2016). (Biro Komunikasi Kemenhub/Daniel Pietersz)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa realisasi proyek LRT Palembang sudah mencapai 42,6 persen. LRT Palembang ditargetkan bisa rambung digarap pada 2018.

Budi Karya menjelaskan, target pembangunan LRT bulan Mei 2017 adalah 36,9 persen. Namun realisasinya melebihi target dan mencapai 42,6 persen. Untuk itu, Menhub minta agar konstruksi dapat diselesaikan pada Desember 2017.

"Harapannya konstruksi selesai pada bulan Desember 2017. Setelah itu baru rolling stock masuk secara bertahap. Rolling stock pertama datang bulan Maret dan April, kemudian bulan Mei akan datang semua, dan bulan Juni sudah mulai dioperasikan," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (21/5/2017).

Lebih lanjut Budi Karya menjelaskan soal waktu pemasangan material rel dan kendala yang dihadapi. Material rel 50 persen sudah datang dan bulan depan sudah akan mulai dipasang. Waktu pemasangan rel ini cukup lama kira-kira sampai bulan Desember 2017.

"Kita juga sempat menghadapi beberapa kendala ada satu tempat yang harus koordinasi dengan PLN, di Median kita harus mencarikan jalan, kemudian Depo kita agak terlambat sedikit tapi sudah selesai," kata dia.

Budi Karya juga mengatakan setiap stasiun akan dilengkapi dengan lift, sehingga memudahkan difabel untuk mobilisasi.

Terkait dengan tarif, Menhub menyatakan tarif LRT Palembang berkisar Rp 8.000 per orang. Namun belum ditentukan angka pastinya, karena masih dibahas dengan konsultan.

Kementerian Perhubungan juga masih melakukan penelitian terkait jumlah masyarakat yang menggunakan LRT Palembang. Pemberian subsidi pun menjadi pertimbangan.

"Kita selalu mendasarkan pada bagaimana masyarakat bisa membayar dengan harga yang terjangkau. Namun, investasi transportasi massal kereta api ini cukup tinggi. Untuk itu kita sedang meneliti jumlah masyarakat yang menggunakan LRT. Semakin banyak penumpang, semakin sedikit jumlah subsidi," jelas dia.

Pembangunan LRT Palembang ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan transportasi dalam mendukung pembangunan di Palembang, Sumatera Selatan dan mendukung pelaksanaan Asian Games Tahun 2018.

Sebagai informasi, jalur LRT Palembang ini mulai dari Bandara Sultan Mahmud Badarudding II sampai dengan Depo OPI. Rencana pelaksanaan proyek LRT mulai dari 21 Oktober 2015 hingga 30 Juni 2018. Target pelaksanaan kontruksi bulan November 2015-Februari 2018, pengadaan sarana bulan April-Maret 2018, pengujian dan sertifikasi bulan Maret-Mei 2018, hingga beroperasi pada bulan Juni 2018.

Jalur LRT Palembang ini memiliki panjang sebesar 23,4 km, lebar sebesar 1067mm dan third rail listrik sebesar 750 VDC. Sedangkan, jumlah bangunan pada proyek ini sebanyak 13 stasiun, 1 depo dan 9 gardu listrik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya