Pria Merasa Lebih Maskulin Saat Melihat Pasangannya Orgasme

Walau tujuannya memberi kepuasan, orgasme wanita ternyata juga bisa membuat ora merasa lebih maskulin.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Mei 2017, 19:12 WIB
Pria merasa maskulin melihat pasangannya orgasme.

Liputan6.com, Amerika Serikat Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, pria menginginkan pasangannya orgasme agar mereka merasa lebih maskulin. Para peneliti dari University of Michigan, Amerika Serikat, mengembangkan sebuah eksperimen bernama The Imagined Orgasm Exercise.

Eksperimen ini melibatkan 810 pria secara acak. Para pria tadi diminta untuk membaca sebuah sketsa agar mereka bisa memperkirakan seorang wanita mencapai klimaks atau tidak saat berhubungan seks dengan mereka.

Hasil penelitian menunjukkan, pria merasa lebih maskulin dan dihargai secara seksual saat mereka membayangkan wanitanya mencapai klimaks.

"Banyak pria yang melihat orgasme wanita sebagai pencapaian maskulinitas. Hal ini memberikan gairah motivasi yang lebih tinggi saat menyaksikan pasangan wanitanya orgasme," tulis para peneliti dalam The Journal of Sex Research, sesuai ditulis The Cable, Minggu (30/4/2017).

Pria juga melaporkan, wanita sering berpura-pura orgasme untuk menjaga rasa maskulinitas pria dan membuat pria merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Orgasme yang jarang terjadi dapat dilihat sebagai kegagalan kemampuan seorang pria, yang bisa dibilang seperti disfungsi medis atau psikologis.

"Wanita yang berkonsultasi medis soal masalah orgasme digambarkan mengekspresikan kekhawatiran karena adanya perasaan ketidakmampuan seksual pasangan pria (yang membuat wanita tidak mampu mencapai orgasme)," kata para peneliti.

2 dari 2 halaman

Seksualitas wanita dan pria

Seksualitas wanita dan pria

Peneliti Sara Chadwick mengatakan, penelitian cukup meyakinkan, seksualitas antara wanita dan pria secara historis lebih banyak berbicara mengenai kesenangan pria.

"Biasanya berakhir dengan orgasme pria dan seringkali orgasme wanita bukan bagian dari cerita kehidupan seks. Di era Victoria, wanita dianggap tidak memiliki jenis seksualitas apapun. Revolusi seksual tahun 60-an dan 70-an membawa kemajuan terhadap kebahagiaan perempuan. Orgasme wanita menjadi simbol kesetaraan jender," jelas Sara.

Namun penelitian juga menemukan, banyak wanita memalsukan klimaks untuk menyenangkan pasangan pria. Fenomena in menyoroti, masih banyak wanita yang memprioritaskan ego pasangan pria daripada hasrat seksual mereka sendiri.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya