Blusukan ke Cipulir, Djarot Disambut Spanduk Provokatif

Beberapa warga tersebut pun merasa heran, karena spanduk tersebut tidak juga diturunkan, hingga Djarot blusukan hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Mar 2017, 15:38 WIB
Djarot Saiful Hidayat (Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukkan ke Jalan Samudera, RT 02 RW 06, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun, di permukiman tersebut terlihat spanduk putih berisi kampanye bernada provokatif.

Spanduk tersebut bertuliskan, "Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Siapapun gubernurnya, KJS dan KJP tetap ada. Ayo menangkan gubernur muslim untuk Jakarta."

Menurut pengakuan warga setempat, mereka sudah pernah meminta agar spanduk yang terpampang di atas gang itu dicopot. Apalagi, saat ini Pemprov DKI sedang giat menertibkan spanduk-spanduk bernada provokatif terkait Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

"Kita sudah pernah minta turunin sama pihak kelurahan, tapi kayaknya kurang tanggap, sampai sekarang buktinya belum diturunin. Kita enggak tahu tiba-tiba ada itu (spanduk) aja," ucap seorang warga yang enggan menyebutkan namanya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2017).

Beberapa warga tersebut pun merasa heran, karena spanduk tersebut tidak juga diturunkan, hingga Djarot blusukan hari ini. Mereka menilai Lurah Cipulir kurang responsif terhadap keberadaan spanduk-spanduk bernada provokatif itu.

"Harusnya lurah segera menanggapi adanya spanduk itu di permukiman warga. Harusnya kan dicopot, apalagi sekarang Pak Djarot blusukan kemari," ujar warga itu.

Warga sendiri tidak berani mencopot spanduk tersebut. Seharusnya spanduk ini sudah dicopot sebelum Djarot blusukkan ke Cipulir hari ini.

Sementara, Djarot mengimbau agar pemasangan spanduk bernada provokatif itu segera diturunkan. Ia juga mengimbau semua pihak yang tidak suka dengan Ahok - Djarot, agar menghentikan pemasangan spanduk ini, baik di permukiman warga maupun tempat lainnya.

"Kami pikir upaya ini sudah cukup. Stop. Jangan mengeksploitasi atau menggunakan agama hanya demi mendapatkan kekuasaan," dia menandaskan.

Di wilayah tersebut, menurut Djarot, pasangan Ahok-Djarot menang dan mengungguli dua pasangan lainnya pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama.

"Ya saya bersyukur bisa ke sini. Kemarin sudah menang, karena aturan DKI harus ada putaran kedua. Makanya (Pilkada DKI 2017) putaran kedua harus lebih menang lagi. Supaya menang lagi, nanti ada posko pemenangan," Djarot menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya