Rencana Pernikahan Gaib Panglima, Ini Komentar Dewan Adat Dayak

Menurut Dewan Adat Dayak, pernikahan manusia dengan makhluk gaib sering bahkan biasa terjadi di Pulau Kalimantan.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Feb 2017, 18:31 WIB
Ilustrasi sosok Nyi Roro Kidul

Liputan6.com, Katingan - Sekretaris Jenderal Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah, Yansen Binti, menyarankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng memanfaatkan gelaran pernikahan dengan makhluk gaib sebagai gelaran wisata.

Ritual pernikahan itu antara panglima Dayak yang biasa disebut Pangkalima atau Panglima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari yang diduga titisan Nyi Roro Kidul.

Hal ini, menurut dia, menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab, sangat jarang pengantin pada pernikahan dengan makhluk gaib bersedia dipublikasikan.

Pernikahan gaib tokoh Dayak Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari menjadi ramai karena terpublikasi di media sosial dan mendapat sorotan dari sejumlah media. 

Dia mengatakan pernikahan manusia dengan makhluk gaib sering bahkan biasa terjadi di Pulau Kalimantan, hanya tidak pernah terpublikasi.

"Ada teman yang lebih tua dari saya, pernah juga menikah dengan makhluk gaib. Tapi prosesinya tidak dipublikasikan. Jadi, pernikahan Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari biasa saja," ucap dia di Palangkaraya, Rabu (22/2/2017), seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan, walau Sri Baruno Jagat Parameswari ini menurut informasi titisan Nyi Roro Kidul tapi berwujud manusia dan berasal dari Bali, sehingga sangat membuat orang-orang penasaran mengenai prosesi pernikahannya dengan Pangkalima Burung.

"Kalau kita dari DAD Kalimantan Tengah akan mengawal prosesi pernikahannya itu. Jika memang ritual adat, maka harus sesuai tahapan dari A sampai Z. Jangan sampai ada tertinggal. Itu sangat penting karena ritual adat, tidak bisa main-main," ujar Binti.

Informasi yang berkembang, rencana pernikahan salah satu tokoh Dayak, yakni Pangkalima Burung dengan titisan Nyi Roro Kidul, bermula dari datangnya seorang perempuan bernama Retno pada 12 Februari 2017 ke kediaman Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah Isae Judae.

Retno mengaku utusan Sri Baruno Jagat Parameswari dan mendapat bisikan dari roh halus bahwa hanya Isay Djudae yang bisa melaksanakan ritual pernikahan adat tersebut.

Perempuan itu pun meninggalkan uang Rp 16 juta dan mengaku akan kembali lagi dalam beberapa hari untuk menyerahkan uang untuk keperluan pernikahan ritual adat tersebut.

Pada 21 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 WIB, Retno pun kembali datang dan menyerahkan sejumlah uang Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah. Dana tersebut dipergunakan untuk mempersiapkan acara serta keperluan mencetak undangan, membeli sapi, babi, ayam dan lainnya.

Sri Baruno Jagat Parameswari diduga titisan Ratu Kanjeng Kidul Pantai Selatan berwujud manusia yang berasal dari Bali, dan saat ini posisinya di Jakarta. Dia akan datang pada 27 Februari 2017 ke Desa Telok, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan.

Sedangkan Pangkalima atau Panglima Burung, satu di antara beberapa tokoh Dayak, merupakan sosok gaib yang tidak terlihat oleh mata. Undangan pernikahan Sri Baruno Jagat Parameswari dengan Pangkalima Burung telah beredar, termasuk di media sosial.

Kepala Polres Katingan, AKBP Tato Suyono, membenarkan rencana pernikahan ritual Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari yang diduga titisan Nyi Roro Kidul.

"Kebenaran rencana pernikahan ritual yang dilaksanakan 28 Februari 2017 itu setelah dilakukan pengecekan kepada Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah Isae Judae selaku pelaksana," Tato memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya