2 Karakter Wisman yang Perlu Jadi Fokus Pariwisata Indonesia

Tiap negara memiliki cara tersendiri dalam menggaet wisatawan mancanegara, tak terkecuali Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Feb 2017, 10:26 WIB
Wisatawan mancanegara menikmati sate ayam di Jalan Malioboro, Yogya, Kamis (4/8). Makanan cepat saji ini banyak dijual di sepanjang Jalan Malioboro dengan harga yang terjangkau. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Jakarta Setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menggaet wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung, tak terkecuali Indonesia. Indonesia kini sedang berupaya mengajak wisatawan sebanyak-banyaknya untuk menikmati keindahan yang ada di negeri ini.

Staff Ahli Kedeputian III Kantor Staff Kepresidenan (KSP) Erik Sumartono Darmanto mengatakan, karakter wisata di Indonesia menonjolkan kebudayaan dan keramahan warganya. Yang harus diwaspadai, negara seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina juga menawarkan hal serupa.

Berdasarkan survei yang dilakukan KSP, wisman memiliki kesan tersendiri setelah berkunjung ke Indonesia. Mereka menganggap warga Indonesia hangat, ramah, dan terbuka terhadap orang lain. Situs wisata budaya dan kuliner yang menarik juga membuat citra Indonesia menguat di mata wisman. 

"Dan ini hanya bisa dirasakan ketika mereka datang langsung ke Indonesia," kata Erik di Kantor KSP, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Di sisi lain, Indonesia juga harus berbenah. Wisatawan memberi kesan negatif kepada Indonesia karena warganya dianggap tidak mematuhi aturan. Selain itu infrastruktur menuju lokasi wisata juga belum memadai.

Agar tetap bisa mendatangkan wisatawan ke Indonesia, pemerintah perlu melihat 6 kategori wisatawan yang ada saat ini. Mengingat para wisatawan berlibur dengan motivasi yang berbeda pula.

Pertama karakter the escapists atau bebas bersenang-senang tanpa batas, lalu the backpackers atau wisatawan yang bebas menjelajah. Kemudian sophisticated traveler atau mereka yang ingin memanjakan diri.

Selain itu, ada tipe wisatawan itinerary follower. Mereka biasanya berlibur secara terkendali, terserah, displin, dan mengikuti rencana yang sudah disusun.

Setelah itu, gateway seekers, wisman jenis ini biasanya memilih tempat untuk bersantai dengan tenant atau menyepi. Terakhir disebut dengan interactive traveller. Mereka biasanya mencari pengalaman berinteraksi langsung atau membaur dengan objek wisata, budaya, atau masyarakat setempat.

"Indonesia ada di antara gateway seekers dan interactive traveller. Inilah target utama Indonesia untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia," ujar Erik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya