Industri Kecil RI Unjuk Gigi di Jerman

Pemerintah terus mendorong Industri Kecil dan Menengah (IKM) nasional untuk terus tumbuh dan berdaya saing.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Feb 2017, 12:37 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong Industri Kecil dan Menengah (IKM) tanah air untuk terus tumbuh dan berdaya saing. Agar mampu menguasai pasar domestik dan internasional, pemerintah terus meningkatkan promosi IKM melalui keikutsertaan di pameran-pameran berskala internasional, salah satunya‎ dalam Pameran Ambiente 2017 di Frankfurt, Jerman.

Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrin (Kemenperin) Harjanto menjelaskan pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional termasuk IKM agar mampu berkompetisi sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas di tingkat global.

"Beberapa inisiatif program yang bertujuan membuka pasar secara global seperti mengikuti pameran internasional, export coaching program, bilateral supply chain dan pendidikan vokasi,” ujar Harjanto dalam keterangan tertulis di Jakarta‎, Minggu (12/2/2017).
 
Ambiente merupakan salah satu pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor interior decoration, gifts & premium serta table & dining ware, yang setiap tahun diselenggarakan di Frankfurt. Kegiatan yang tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-68 kali, berlangsung mulai tanggal 10-14 Februari 2017.

Pameran tersebut diikuti oleh 4.387 peserta dari 96 negara, antara lain Indonesia, Jerman, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Portugal, Swiss, Turki, Inggris, Tiongkok, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Philipina, Vietnam, India serta negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan.

Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menegaskan, banyak produk industri dalam negeri yang telah mampu unggul di pasar ekspor, terutama untuk IKM kerajinan.

“Untuk itu, kami terus memacu agar mereka meningkatkan inovasi dalam desain dan kemasannya. Jadi perlu melihat tren dan selera pasar dunia saat ini,” kata dia.

Upaya mendorong daya saing produk industri nasional, lanjut Gati, dilakukan pula melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan.

“Kami juga akan memberikan masukan dan motivasi akan pentingnya peran R&D dan services dalam rangka peningkatan kompetensi dan kapabilitas industri serta memberikan nilai tambah yang lebih besar,” papar dia.

Melalui keikutsertaan dalam ajang Ambiente 2017, dia berharap produk IKM kerajinan Indonesia yang ikut serta semakin dikenal sekaligus mendorong ekspor ke pasar Eropa.

“Diharapkan pula para IKM kerajinan kita dapat menjaring informasi mengenai tren pasar home décor terbaru di Eropa untuk pengembangan desain produksinya,” tutur dia.

Gati menyebutkan, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke seluruh dunia pada Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 615,7 juta. Angka ini mengalami peningkatan sekitar lima persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2015.

Tahun ini, jumlah peserta yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal IKM Kemenperin dalam pameran tersebut sebanyak delapan IKM yang tergabung dalam Paviliun Indonesia, yaitu Wiracana (Kipas), Seloagro (Kerajinan rotan), Batu Inbali (Batu Alam), Cendana Permai (Wood Sign Board), Surya Bali Taksu (Kerajinan Kayu), Bali Bakti Anggara (Kerajinan kayu), Bali Wirama (Kerajinan Logam) dan Industri Classica Variasi (Kerajinan Kayu).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya