Penjelasan JK soal Polemik Lambang PMI

JK menjelaskan, logo palang merah itu simetris. Berbeda dengan lambang salib yang bagian bawahnya lebih panjang

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Feb 2017, 06:36 WIB
Jusuf Kalla Hadiri RDPU dengan Komisi XI DPR

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI terkait RUU Kepalangmerahan. Salah satu yang menjadi fokus pembahasan adalah permasalahan Lambang Palang Merah Indonesia (PMI) yang masih dalam perdebatan.

JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PMI mengatakan, pada dasarnya lambang palang merah harus sederhana dan mudah dilihat. Karena saat dalam keadaan perang, palang merah tidak boleh ditembak.

"Lambang itu sebagai pengenal dan pelindung itu intinya. Kenapa begitu simpel karena dari jauh harus keliatan. Dari jarak 1 km harus keliatan karena kalau tidak bisa ketembak dia," kata JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Februari 2017.

JK menjelaskan, logo palang merah itu simetris. Berbeda dengan lambang salib yang bagian bawahnya lebih panjang. Inilah yang kerap menjadi perdebatan. Lambang PMI dianggap identik dengan lambang suatu agama tertentu.

"Jangan memberi suatu indikasi palang merah itu lambang agama. Karena yang mendirikan orang Swiss maka paling gampang saja gunakan lambang bendera terbalik. Karena ini sebagai tanda pengenal," jelas JK.

"Sebagai tambahan, lambang ini sama dengan tambahan, ini ciptaan ahli matematika Islam. Kalau salib jelas sekali panjang kalinya," imbuh JK.

Memang ada lambang lainnya yang digunakan beberapa negara Islam. Lambang yang digunakan adalah bulan sabit. Lambang ini pertama Kali digunakan oleh Turki saat kerajaan Ottoman berperang dengan Yunani dan Rusia.

Untuk membedakan tentara Ottoman dengan lainnya, digunakan lambang bulan sabit. Lambang ini kemudian diikuti oleh 30 negara Islam lainnya, termasuk Malaysia. Keduanya memilih hak yang sama hanya berbeda lambang.

"Prinsip palang merah internasional, dalam satu negara hanya ada satu perwakilan palang merah atau bulan sabit. Tidak boleh pakai dua dia, atau dia organisasi. Yang boleh hanya lambang federasi. Yang boleh Pakai lambang ini yaitu tentara, relawan palang merah, fasilitas kesehatan, ambulans. Ini aturan internasional. Jadi lambang tidak boleh diperjualbelikan," tutur JK.

Selain itu, setiap negara dianjurkan memiliki ciri khas pada lambang palang merah. Karena itu Indonesia memilih tambahan bunga Melati yang mengelilingi lambang palang merah di tengah.

"Indonesia pilih lambang Melati. Bung Karno pilih pada kongres kelima," Jusuf Kalla menandaskan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya