Kapolri: Konflik Agama Paling Berbahaya

Tito menjelaskan, ada tiga elemen penting pendiri bangsa Indonesia, yakni kaum nasionalis, laskar pemuda, dan umat Islam.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 08 Feb 2017, 13:05 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) bersalaman bersama Ketua MUI Ma'ruf Amin usai memberi keterangan di Jakarta, Selasa (20/12). Keterangan terkait fatwa MUI tentang penggunaan atribut keagamaan non-Muslim. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Serang - Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu elemen penting dalam merebut kemerdekaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu diungkapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di hadapan ratusan kiai se-Banten.

"Peran NU dalam dinamika bangsa tidak bisa dipisahkan. NU adalah salah satu founding father, penemu, pendiri bangsa ini," kata Tito Karnavian dalam sambutannya di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (8/2/2017).

Di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tangerang ini, Tito menjelaskan ada tiga elemen penting pendiri bangsa Indonesia, yakni kaum nasionalis di bawah pimpinan Soekarno-Hatta, laskar pemuda yang merupakan cikal bakal TNI-Polri, dan umat Islam.

"Konflik paling berbahaya adalah konflik agama dibanding konflik lainnya, karena ini masalah keyakinan. Karena itu, ideologi Pancasila adalah yang paling pas untuk mencegah konflik tersebut," tegas Tito.

Sebelumnya, kunjungan Kapolri ke Ponpes An-Nawawi disambut hangat Rais Am PBNU yang juga Ketua MUI Ma'ruf Amien. Pada kesempatan itu, Ma'ruf menyambut baik langkah Kapolri yang menjalin komunikasi dengan banyak ulama di Tanah Air.

"Belakangan Pak Kapolri rajin bertemu dengan para kiai. Kita tentu bangga dengan Beliau. Memang tidak mudah mengelola situasi seperti ini. Ulama memiliki tanggung jawab besar, tanggung jawab keumatan dan kebangsaan," tegas Ma'ruf Amin di lokasi yang sama.

Pada Jumat pekan lalu, Kapolri juga bersilaturahmi dengan ulama se-Jawa Tengah di Markas Polda Jateng. Ia mengatakan langkah tersebut untuk menjaga persatuan, terutama menjelang pilkada serentak di 101 daerah, termasuk Jawa Tengah.

Tito menjelaskan, acara bertema Silaturahmi Ulama, Polri dan TNI untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Wadah NKRI tersebut juga untuk mempererat persatuan menjelang pilkada serentak di mana masyarakat memiliki pilihan masing-masing.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya