WNI Staf Malaysia Airlines Terkait ISIS Ditangkap

Ada 3 tersangka terkait ISIS yang ditahan dalam tiga peristiwa terpisah di Malaysia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Feb 2017, 16:28 WIB
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menangkap tiga orang yang dicurigai terkait dengan ISIS. Polisi menyampaikan informasi tersebut pada Selasa, 31 Januari 2017 kemarin.

Menurut pemberitaan Asia One, Rabu (1/2/2017), satu di antaranya bekerja untuk Malaysia Airlines. Ia memiliki airsoft gun atau senapan angin.

Seorang lainnya memiliki shot gun dan orang ketiga mengancam akan mengebom Kuala Lumpur.

Malaysia telah siaga tinggi sejak serangan Januari lalu oleh militan ISIS di Jakarta, Indonesia.

Reuters mengutip Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Khalid Abu Bakar melaporkan, para tersangka ditahan di tiga serangan terpisah dari 27 Januari-29 Januari. Kendati demikian belum diketahui pasti apakah ketiganya saling terkait.

"Salah satunya, warga negara Indonesia berusia 37 tahun ditangkap pada 27 Januari di Kuantan," ucap Khalid seperti dilaporkan The Star.

"Dia bekerja sebagai penjaga keamanan di Malaysia Airlines. Dia memiliki hubungan dengan militan ISIS Malaysia yang berperang di Suriah, karena kami juga mendeteksi bahwa ia pergi ke Turki pada 2013," papar Khalid dalam sebuah pernyataan.

"Divisi kontra-terorisme juga menyita airsoft gun," tambah Khalid.

"Dari hasil penyelidikan kami, tersangka berencana membawa sang istri ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS di sana," jelas Khalid.

Khalid mengatakan tersangka kedua adalah warga Malaysia berusia 32 tahun, seorang penjaga keamanan di sebuah perusahaan swasta. Dia juga ditahan di Kuantan pada 27 Januari.

"Kami menyita senapan dari tersangka. Ia juga memiliki rencana untuk pergi ke Suriah," beber Khalid.

Dia mengatakan tersangka ketiga, warga Malaysia berusia 38 tahun -- ditahan di Kuala Lumpur pada 29 Januari.

"Dia mengancam untuk menyerang Departemen Negri Sembilan Mufti, mengklaim bahwa lembaga itu tak mengikuti ajaran Islam," pungkas Khalid.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya