Anies Sebut Halte CSW 500 Meter, Ini Tanggapan Dirut Transjakarta

Ini panjang CSW yang sebenarnya...

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Feb 2017, 09:57 WIB
Anies Sebut Halte CSW 500 Meter, Ini Tanggapan Dirut Transjakarta

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono angkat bicara mengenai komentar Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut jarak antara halte CSW (Cipulir, Sisingamangaraja, Walter Monginsidi) koridor 13 dengan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Sisingamangaraja sepanjang 500 meter.

Budi mengklarifikasi pernyataanAnies Baswedan tersebut. Karena penumpang dari pintu halte Transjakarta ke stasiun MRT hanya menempuh jarak 125 meter. Hal tersebut dikarenakan posisi stasiun MRT di bawah halte Transjakarta.

"Supaya masyarakat tahu bahwa kami rancang pembangunan koridor 13 yang panjang, dan MRT di bawahnya itu juga sudah mempertimbangkan aspek pelayanan dan aspek kemudahan bagi masyarakat," ucap Budi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Januari 2017.

Budi mengatakan jarak 125 meter merupakan jarak ideal untuk perpindahan penumpang dari halte Transjakarta ke stasiun MRT.

"Kita sudah mentolerir jarak ideal tersebut maksimal 400 meter. Jadi 125 meter sudah cukup baik. Oleh sebab itu, harus kita luruskan terkait kesimpangsiuran ini, jangan sampai publik salah persepsi mengenai koridor 13," dia menegaskan.

Sementara, Direktur Operasional PT MRT Agung Wicaksono menyatakan, integrasi merupakan hal yang mutlak. Namun, ada yang diingat, yaitu sekitar pembangunan MRT terdapat perumahan warga yang menjadi penghambat dalam pembangunan akses ke stasiun.

"Nanti dengan adanya eskalator di Transjakarta, semua penumpang yang ingin menggunakan MRT harus melewati halte Transjakarta dengan berjalan sepanjang 125 meter, maka integrasi di sini akan berjalan cukup baik," kata Agung.

Beberapa waktu lalu, cagub DKI Anies Baswedan sempat mengatakan pembangunan Transjakarta koridor 13 dengan stasiun MRT Sisingamangaraja sepanjang 500 meter. Hal ini, kata Anies, merupakan bukti Pemrov DKI Jakarta tidak berhasil membuat sistem transportasi berintegrasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya