IHSG Diproyeksi Variatif Cenderung Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif dengan kecenderungan tertekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Jan 2017, 06:30 WIB
Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di support 5.220 dan resistance 5.315.

IHSG melemah tipis pada perdagangan saham kemarin. Di mana IHSG ditutup melemah 3,34 poin ke level 5.250,97.

Dia mengatakan, pertumbuhan kredit yang diperkirakan melemah menjadi penekan IHSG.

"Pertumbuhan pinjaman year on year yang diperkirakan turun di level 8,2 persen menjadi katalis negatif," kata dia di Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Lanjar mengatakan, juga tertekan oleh aksi jual bersih investor asing. Investor asing mencatatkan penjualan sebesar Rp 81 miliar.

Sementara, Bursa Asia sendiri ditutup variatif. Bursa Saham China melesat akibat pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

"Mata uang emerging market menguat terhadap dolar setelah tanda-tanda langkah stimulus Trump menjadi perhatian," jelas dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Senada, PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG variatif dengan kecenderungan tertekan. Rentang gerak IHSG berada pada level support 5.211 dan resistance 5.268.

Sinarmas Sekuritas merekomendasikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya