Fitch Ratings Dongkrak Prospek Utang Indonesia

Fitch Ratings meningkatkan outlook sovereign credit rating Indonesia dari stabil menjadi positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Des 2016, 10:30 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings meningkatkan outlook sovereign credit rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif.

Selain itu, lembaga pemeringkat internasional ini mengafirmasi rating pada BBB- (investment grade) pada 21 Desember 2016. Fitch menyatakan, faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia antara lain pertana, jejak rekam stabilitas makro ekonomi yang dapat dijaga baik oleh otoritas dalam beberapa tahun terakhir di tengah tantangan ekonomi global.

Kedua, kebijakan moneter dan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia (BI) telah efektif meredam gejolak di pasar keuangan. Ketiga, dorongan reformasi struktural yang kuat sejak September 2015 yang mampu memperbaiki iklim investasi secara bertahap dan diperkirakan dapat dorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.

Fitch menyatakan, perbaikan rating dimungkinkan apabila Indonesia mampu meningkatkan ketahanan sektor eksternal, melanjutkan perbaikan iklim investasi dan standar tata kelola, serta menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada tingkat lebih tinggi dibandingkan negara peers.

Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyatakan, perbaikan outlook Fitch tersebut menunjukkan semakin meningkatnya optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan domestik maupun global.

Untuk itu, Indonesia akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia melalui implementasi reformasi strukural, serta meningkatkan sinergi kebijakan antar otoritas guna mempercepat transformasi ekonomi sehingga membawa perekonomian tumbuh lebih sehat, inklusif, serta berkelanjutan.

Dari sisi Bank Indonesia, beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sektor eksternal antara lain pertama,menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya.

Kedua, menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sustainable; ketiga menjaga kecukupan cadangan devisa. Keempat memastikan ketersediaan second line of defense baik dari bilateral, regional, maupun global.

"Kelima mengimplementasikan ketentuan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri bagi korporasi non-bank; serta keenam terus melakukan upaya pendalaman pasar keuangan," ujar dia, seperti dikutip dari laman Bank Indonesia, Kamis (22/12/2016).

Fitch Ratings sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB-/stable outlook pada 23 Mei 2016.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya