Sri Mulyani Gelontorkan Rp 250 Miliar untuk Penanganan Gempa Aceh

Data sementara gempa Aceh, terdapat 2.015 rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 8.434 rumah rusak ringan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Des 2016, 12:32 WIB
Pemandangan dari atas saat sejumlah eskavator dikerahkan untuk mengangkat puing-puing di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, Aceh yang runtuh akibat gempa, Kamis (8/12). Dikabarkan korban meninggal sudah mencapai 102 orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelontorkan Rp 250 miliar kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan gempa Aceh. Dana tersebut bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan

"Masuk ke anggaran 2016, walaupun hanya tersisa tiga minggu saja. Untuk anggaran 2017, kami masih melihat kebutuhannya," tuturnya di Yogyakarta, Rabu (14/12/2016).

Ia menuturkan, anggaran dalam penanganan gempa Aceh melihat emergency support yang dilakukan Kementerian Sosial dan BNPB, yakni membantu korban terluka, meninggal, dan pembenahan tempat tinggal.

Identifikasi, tuturnya, dilakukan untuk melihat tingkat kerusakan infrastruktur, rumah ibadah, serta tempat tinggal. Bantuan yang diberikan sebesar Rp 40 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rumah rusak ringan. "Seperti saat gempa bumi di Jogja ada identifikasinya," ucapnya. 

Untuk diketahui, BNPB telah membuka posko gempa Aceh. Posko dipimpin Wakil Bupati Pidie Jaya. Pendataan juga terus dilakukan oleh tim gabungan. Total jumlah pengungsi 11.142 jiwa. Mereka tersebar di rumah-rumah saudara atau kerabatnya dan di 28 titik pos pengungsian.

Data sementara terdapat 10.534 unit rumah rusak, di mana 2.015 rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 8.434 rumah rusak ringan. Selain itu, 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, dan 55 masjid rusak berat. Beberapa bangunan seperti kantor pemerintah, sekolah, musala dan lainnya juga mengalami kerusakan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya