Dalam 1 Malam, Rusia Berhasil 'Tendang' ISIS dari Palmyra

Palmyra sebelumnya pernah jatuh ke tangan ISIS. Namun kota kuno itu berhasil direbut kembali pada Maret tahun ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Des 2016, 18:12 WIB
Fotografer bernama Joseph Eid memegang foto Temple of Bel yang diambil pada tanggal 14 Maret 2014 di depan sisa-sisa kuil bersejarah setelah dihancurkan oleh ISIS pada September 2015 di kota kuno Palmyra, Suriah, 31 Maret 2016. (Joseph EID/AFP)

Liputan6.com, Damaskus - Serangan udara Rusia berhasil mengusir ISIS dari Palmyra, Suriah dalam waktu satu malam. Peristiwa ini hanya selang beberapa jam setelah kelompok teroris itu berusaha merebut kembali kota kuno yang sempat mereka kuasai tersebut.

Organisasi pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa pasukan ISIS nyaris menguasai seluruh kota dalam waktu singkat sebelum akhirnya pesawat tempur Rusia memulai pengeboman yang intens. Kelompk teroris itu pun terpaksa mundur ke pinggiran Palmyra dan kota-kota lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat-pesawat tempur mereka telah melancarkan 64 kali serangan udara dalam waktu semalam. Mereka mengklaim berhasil menewaskan 300 anggota ISIS.

"Sepanjang malam, militer Suriah secara aktif didukung oleh Angkatan Udara Rusia mengusir semua teroris di Palmyra. Ada 11 tank, sejumlah kendaraan tempur infanteri, 31 mobil dengan senapan berat dan lebih dari 300 anggota ISIS tewas," ujar Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/12/2016).

Sebelumnya, ISIS pernah menguasai Palmyra yang masuk dalam daftar situs Warisan Dunia PBB pada Mei 2015. Namun kota itu berhasil direbut kembali pada Maret tahun ini.

ISIS telah menghancurkan banyak harta karun kuno di Palmyra termasuk sebuah gapura hias Romawi yang dikenal sebagai Arch of Triumph atau the Arch of Septimius Severus yang berusia 1.800 tahun. Kuil Baalshamin yang berumur 2.000 tahun serta Kuil Bel juga tak luput dari kekejaman ISIS.

Pemerintah Suriah juga melaporkan bahwa kelompok teroris itu menghancurkan sebuah kuil lainnya yang berusia 500 tahun dan sebuah makam keturunan sepupu Nabi Muhammad.

Menurut UNESCO, "selama beberapa abad Palmyra berdiri di persimpangan" dengan seni dan arsitekturnya merupakan percampuran antara Yunani, Romawi, dan Persia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya