Harga Emas Meredup Tertekan Penguatan Dolar AS

Harga emas diperdagangkan di level terendah sejak 1 Juni, jatuh ke posisi rendah US$ 1.211,00 per ounce selama sesi.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Nov 2016, 06:01 WIB

Liputan6.com, Jakarta Harga emas jatuh ke level terendah dalam lima bulan tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan investor yang khawatir jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember.

Melansir laman Wall Street Journal, Selasa (15/11/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,2 persen menjadi US$ 1.221,70 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Logam mulia diperdagangkan di level terendah sejak 1 Juni, jatuh ke posisi rendah US$ 1.211,00 per ounce selama sesi.

The Wall Street Journal Indeks Dollar, yang membandingkan dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya, naik 0,8 persen. Dolar yang lebih kuat membuat bearish harga emas. Sebab logam mulia ini akan menjadi lebih mahal bagi investor asing ketika dolar naik.

"Emas masih menghadapi angin, dolar AS terus mempengaruhinya," kata analis di Commerzbank.

Optimisme atas pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Trump telah mendorong investor membuang aset safe-haven seperti emas, dan membeli aset berisiko lainnya.

Adapun saham telah naik ke posisi tertinggi baru-baru ini setelah pemilihan berlangsung, dengan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor perdagangan.

"Logam terus terjebak dalam euforia baru dalam pertumbuhan ekonomi AS," kata Peter Hug, Direktur Perdagangan Global Kitco Metals dalam catatannya.

Prospek Federal Reserve meningkatkan suku bunga pada bulan Desember juga menekan sentimen investor terhadap emas.

Pada hari Senin, Presiden Federal Reserve Bank Dallas Robert Kaplan mengatakan bank sentral akan mengambil langkah hati-hati terkait kenaikan suku bunga, dengan melihat kondisi ekonomi akibat suku bunga yang rendah.


Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya