Bursa Asia Menguat Mengekor Wall Street

Indeks Australia naik 0,5 persen dan Jepang Nikkei menguat sekitar 0,8 persen terbantu pelemahan yen.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Okt 2016, 08:21 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menghijau pada pembukaan perdagangan di hari ini, mengekor Wall Street yang sebelumnya juga ditutup menguat terpicu keperkasaan dolar dan optimisme akan perolehan laba perusahaan-perusahaan di AS.

Melansir laman Reuters, Selasa (25/10/2016), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen.

Sementara indeks Australia naik 0,5 persen dan Jepang Nikkei menguat sekitar 0,8 persen terbantu pelemahan yen.

Wall Street menguat dengan indeks S&P 500 mencapai level tertinggi dalam dua pekan pada penutupan perdagangan di awal pekan ini.

Indeks Dow Jones industrial average naik 77,32 poin atau 0,43 persen ke posisi 18.223,03 poin. Sementara indeks S&P 500 naik 10,17 poin atau 0,47 persen menjadi 2.151,33 dan Nasdaq Composite bertambah 52,43 poin, atau 1 persen ke 5.309,83 poin.

Lebih dari sepertiga perusahaan AS melaporkan kinerjanya dan 80 persen di atas ekspektasi pasar.

Tiga komponen pada indeks S&P 500 dijadwalkan melaporkan pendapatannya pekan ini, termasuk perusahaan besar seperti Apple, Alphabet, Amazon dan Boeing.

Dari 120 perusahaan yang telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, 78 persen telah mengalahkan ekspektasi analis, di atas rata-rata jangka panjang 63,5 persen.

"Konsensus penghasilan akan terus meningkatkan sebagian karena harga energi yang menguntungkan dan pola konsumsi yang kuat di AS ini," kata Chad Morganlander, Manajer Portofolio Stifel Nicolaus di Florham Park, New Jersey.

Seperti saham Microsoft yang dengan mudah mengalahkan ekspektasi dan naik 2,2 persen pekan lalu. Sementara saham Apple dilaporan naik 0,9 persen.

Sementara nilai tukar dolar AS terangkat ke posisi tertinggi dalam sembilan bulan terhadap sekeranjang mata uang utama. Dolar menguat dari yen di posisi 104,28, sementara euro berjuang di posisi US$ 1,08.

Pendorong pasar saham juga soal kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve akan berlangsung pada Desember.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya