Pengguna Medsos Diharap Edukasi‎ Perlindungan Perempuan dan Anak

Hal ini diserukan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise.

oleh Dewi Divianta diperbarui 23 Okt 2016, 03:21 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise

Liputan6.com, Nusa Dua - Pemerintah dan masyarakat Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang besar dalam arus globalisasi ICT (Information Communication and Technology), khususnya di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Hal ini terkait dengan isu kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak dari segala bentuk diskriminasi, kekerasan dan upaya memaksimalkan tumbuh kembang anak.  

"ICT dan social media di Indonesia dapat digunakan dalam upaya pemberdayaan dan perlindungan perempuan, termasuk di dalamnya pemajuan isu kesetaraan gender yang sesuai dengan nilai-nilai HAM seperti yang tercantum dalam Universal Declaration on Human Rights dan UUD 1945," ucap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise saat menjadi keynote speech dalam acara Women in the Wave Forum Asia Pasific Broadcasting Union General Assembly di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 22 Oktober 2016.‎

Menteri Yohana menambahkan, dalam kerangka program 3ENDS dan HeforShe yang digalakkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, peran media dan ICT sangat besar. Yakni, dalam hal edukasi secara masif dan diseminasi program, serta informasi lainnya yang relevan.

Indonesia menjadi salah satu pengguna internet terbesar di dunia dengan total pengguna mencapai 88,1 juta jiwa (34 persen dari total populasi), di mana 79 juta jiwa di antaranya merupakan pengguna aktif media sosial atau medsos. Ini terbagi menjadi 58 persen pengguna laki-laki dan 42 persen sisanya pengguna perempuan.

Meskipun besar dari segi jumlah dan menjadi salah satu jumlah terbesar di dunia, persentase jumlah penduduk yang menggunakan internet dan media sosial online di Indonesia masih terbilang kecil, yaitu 34 persen dari total jumlah penduduk.

Menteri Yohana menegaskan terpilihnya Lembaga Penyiaran Indonesia (LPI) sebagai penyelenggara Asia-Pasific Broadcasting Union General Assembly Meeting (ABU GA) ke-53 dan World Broadcasting Union (WBU) ke-1 di Bali tahun ini menunjukkan peran aktif pemerintah Indonesia. Terutama dalam pengambilan keputusan kebijakan regional yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap rakyat Indonesia pada khususnya dan masyarakat Asia pada umumnya.

"Acara ini diharapkan membawa manfaat yang nyata terhadap perempuan dan anak baik di Indonesia maupun di negara Asia lainnya juga hasil rekomendasi dari pertemuan ini kelak dapat lebih memperkaya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperkuat peran dan partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya serta menguatkan upaya perlindungan dan tumbuh kembang anak, sehingga dapat diimplementasikan sampai ke tingkat akar rumput," Menteri Yohana Yembise menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya