Haruskah Mencabut Gigi Geraham Bungsu?

Gigi geraham bungsu sering tidak tumbuh sempurna dan mengganggu pertumbuhan gigi lain.

oleh Gina Melani diperbarui 28 Sep 2016, 07:00 WIB
Tak lama setelah mencabut gigi wisdom tooth atau gigi geraham bungsu, seorang remaja di Minnesota, Sydney Galleger meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Gigi geraham bungsu sering tidak tumbuh sempurna dan mengganggu pertumbuhan gigi lain. Hal ini membuat sebagian orang memilih untuk mencabut giginya. Namun sejauh ini, tidak ada penelitian yang menunjukkan manfaat dari mencabut gigi ketika mereka tidak menyebabkan rasa sakit atau masalah lain.

Adapun review penelitian terbaru mengenai geraham ketiga, atau disebut gigi bungsu, umumnya muncul sepenuhnya atau sebagian antara usia 17 dan 26 karena menyebabkan pembengkakan, kerusakan akar dan pembusukan atau penyakit gusi. Tapi jika tidak ada gejala, masih belum bisa dipastikan keharusan mencabutnya atau tidak.

Sebuah rumah sakit gigi di Amerika yang menelaah kembali studi melaporkan, dari 416 pria sehat, ada risiko tinggi penyakit gusi dibandingkan dengan pria yang gigi bungsunya dicabut sejak awal.

Peneliti Inggris juga menguji coba secara acak 164 peserta yang mencabut gigi bungsunya dan tidak menemukan bukti perbedaan mencolok dalam kesehatan gigi setelahnya.

Martha E. Nunn dari Creighton University di Omaha, Nebraska, yang bukan bagian dari studi ini pun tidak setuju dengan operasi pencabutan gigi geraham bungsu saat remaja.

"Orang mungkin berpikir, mencabut gigi bisa mencegah sakit gigi. Namun saya khawatir hal ini bisa mengganggu rahang. Belum lagi operasi memiliki komplikasi bagi orang dewasa," katanya.

Dengan kata lain, sebaiknya Anda tetap mengonsultasikannya kepada dokter gigi Anda terlebih dahulu sebelum memutuskan akan mencabutnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya