Ahli Kubu Jessica: Penyakit Bisa Sebabkan Kematian Mendadak Mirna

Byron Collins menyatakan, tidak mungkin untuk mengecualikan penyakit yang menyebabkan kematian Mirna.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 22 Sep 2016, 18:36 WIB
Jessica Kumala Wongso saat mengikuti sidang lanjutan kasus pembunuhan Mirna Salihin di PN Jakpus, Rabu, (21/9). Sidang menghadirkan saksi Ahli Patologi Forensik dari Australia, Michael David Robertsondi. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli patalogi dari Australia yang didatangkan kubu terdakwa Jessica Kumala Wongso, Dr Richard Byron Collins, memaparkan perlu adanya autopsi menyeluruh untuk membuktikan kematian Wayan Mirna Salihin karena racun sianida.

Menurut Byron Collins, akan tidak akurat jika autopsi menyeluruh tidak dilakukan. Sebab, kata dia, kematian mendadak Wayan Mirna Salihin bisa saja karena penyakit yang tidak teridentifikasi.

"Tergantung pada keadaan di seputar kematian. Apabila dicurigai atau patut dicurigai (karena sianida), autopsi yang perlu dilakukan adalah autopsi penuh atau menyeluruh. Karena itu (autopsi sebagian atau tidak menyeluruh) proses-proses yang signifikan, penyakit mengakibatkan kematian secara mendadak, tidak diteliti," ujar Byron Collins di PN Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2016).

Penyidik tidak mengautopsi jasad Mirna secara keseluruhan. Untuk mengetahui penyebab kematian sahabat Jessica itu, penyidik hanya mengambil sampel dari lambung Mirna. Bahkan autopsi sebagian dilakukan setelah jasad Mirna diformalin.

Karena tidak adanya pemeriksaan atau autopsi menyeluruh, maka Byron Collins menyatakan, tidak mungkin untuk mengecualikan penyakit yang menyebabkan kematian di tengah hasil pemeriksaan bahwa Mirna meninggal karena racun sianida.

"Karena paru-paru, hati, jantung tidak diperiksa secara kasat mata atau mikroskopis, maka sekarang tidak lah mungkin untuk secara wajar mengecualikan proses jalannya penyakit secara alami, yang mengakibatkan salah satu organ utama tersebut menyebabkan tidak sadarkan diri tiba tiba dan mengakibatkan kematian," kata Byron Collins.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya