4.000 Ton Daging Kerbau Impor Telah Terjual

Perum Bulog menjadi satu-satunya perusahaan yang mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk melakukan importasi daging Kerbau dari India.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Sep 2016, 12:27 WIB
Perum Bulog mengkampanyekan konsumsi daging kerbau di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (2/9). Acara tersebut dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno dan beberapa anggota Komisi IV DPR RI, dan ditemani jajaran direksi Perum Bulog. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menjadi satu-satunya perusahaan yang mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk melakukan importasi daging kerbau dari India. Impor daging kerbau ini sebagai salah satu langkah pemerintah untuk memberikan pilihan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi protein.

Untuk tahap pertama, Bulog mendapatkan kuota importasi daging kerbau sebanyak 10 ribu ton. Sampai pertengahan September, tercatat 5.920 ton daging kerbau telah masuk ke Indonesia.

‎Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengungkapkan, dari importasi yang sudah masuk, ternyata usaha kampanye Bulog selama ini disambut baik masyarakat. Terbukti mayoritas daging kerbau sudah terjual. 

"Sampai saat ini sudah 4.000 lebih daging kerbau kita sudah terjual," kata Wahyu di kantornya, Senin (19/9/2016).

‎Dari kuota 10 ribu ton daging kerbau yang diperintahkan ke Bulog, Wahyu mengaku semua akan terpenuhi sekitar akhir bulan ini atau paling lambat pada awal Oktober. "Ya biasa, jalan di India kan agak begitu," tegasnya.

Antusias masyarakat terhadap daging kerbau ini menjadikan Bulog kembali mengajukan kuota impor. Untuk tahap kedua, dikatakan Wahyu, Bulog tengah memproses izin impor untuk 70 ribu ton daging kerbau.

Impor 70 ribu ton tersebut, jika mendapatkan persetujuan dari pemerintah, pengadaan ditargetkan akan selesai pada Desember 2016.

Dari 70 ribu ton daging kerbau ini, sebanyak 25 ribu ton akan disalurkan ke pelaku industri di seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

‎"Industri itu satu tahun kebutuhan 25 ribu ton. Diusahakan 1 tahun 25 ribu ton, jadi 1 bulan sekitar 2.000-an ton lah," tutup Wahyu. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya