Sepak Terjang Jonan Saat Menjabat Sebagai Menteri Perhubungan

Ignasius Jonan menjadi salah satu sosok yang lengser dari posisi menteri di Kabinet Kerja yang disusun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Jul 2016, 14:00 WIB
Mantan Menhub Ignasius Jonan dan Menhub Budi Karya Sumadi usai menandatangani dokumen sertijab Menteri Perhubungan di Gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (28/7). Budi Karya resmi menjadi Menhub menggantikan Ignasius Jonan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ignasius Jonan menjadi salah satu sosok yang lengser dari posisi menteri di Kabinet Kerja yang disusun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Posisi Jonan sebagai Menteri Perhubungan digantikan oleh Budi Karya yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero).

Meskipun hanya menjabat sebagai Menteri Perhubungan selama 21 bulan, Jonan mampu menorehkan beberapa prestasi di sektor transportasi, terutama untuk industri penerbangan. 

Sekretaris Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Tengku Burhanudin menjelaskan, dalam kepemimpinan Jonan, Kementerian Perhubungan dinilai lebih atraktif baik dalam kinerja ataupun manajemen Sumber Daya Manusianya (SDM).

Dicontohkan Tengku, satu kebijakan yang sangat mempengaruhi industri penerbangan yaitu penghapusan bea masuk untuk sparepart pesawat. Selain mengurangi impor, kebijakan ini juga menumbuhkan industri bengkel pesawat di Indonesia. "Peran Pak Jonan di sini sangat luar biasa, ini patut kita acungi jempol," kata Tengku seperti ditulis, Minggu (31/7/2016).

Selain itu, bandara-bandara yang selama ini dikelola oleh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terlihat berubah wajah.

Sebelumnya, bandara-bandara UPT ini dipandang sebelah mata mengingat memiliki bangunan dan fasilitas yang tidak memadahi. Namun di masa kepemimpinan Ignasius Jonan, bandara-bandara ini dibangun dan mampu meningkatkan konektivitas antar kota. "Ini wujud langkah-langkah yang dilakukan Pak Jonan untuk menuju Indonesia masuk kategori 1 di FAA dan ICAO," terangnya.

Selain itu, menurut Tengku, ramp check yang dilakukan di seluruh pesawat jelang dan saat operasi angkutan Lebaran 2016 juga menjadi prestasi tersendiri. Sebelumnya ramp check ini hanya bersifat sampling. Terbukti, zero accident menjadi catatan mulus maskapai dalam penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya