Perbatasan Gorontalo-Sulteng Diperketat Pasca Santoso Tewas

Tidak menutup kemungkinan sisa-sisa kelompok Santoso akan bersembunyi di wilayah Gorontalo.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Jul 2016, 18:41 WIB
Kantong jenzah dibawa masuk petugas kepolisian ke ruang jenazah di RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (17/7). Dua jenazah diduga teroris Santoso alias Abu Warda dan Muhtar yang tewas dalam baku tembak itu akan diidentifikasi. (OLAGONDRONK/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Gorontalo, Polres Gorontalo, dan Polres Pohuwato menjaga ketat perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Tengah (Sulteng), setelah tewasnya teroris Santoso.

Kapolda Gorontalo Brigjen Polisi Hengkie Kaluara memerintahkan anggotanya untuk patroli di jalan-jalan pintas, razia, serta pengecekan terhadap orang, kendaraan dan barang yang keluar masuk wilayah Gorontalo.

"Untuk perbatasan Kabupaten Pohuwato dengan Sulteng, Polres Pohuwato telah mengerahkan 44 orang anggotanya yang merupakan gabungan dari fungsi yang ada dan Polres Pohuwato juga di-backup satu peleton Brimob Polda Gorontalo," kata Hengkie seperti dikutip dari Antara, Sabtu (23/7/2016).

Sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buol, Sulteng, Polres Gorontalo telah mengerahkan 30 orang anggotanya dan di-backup satu peleton Brimob Polda Gorontalo.

Hengkie meminta polisi yang mengamakan perbatasan untuk selalu waspada dan tetap mengantisipasi segala perkembangan. Sebab, tidak menutup kemungkinan sisa-sisa kelompok Santoso akan bersembunyi di wilayah Gorontalo karena berbatasan langsung dengan wilayah Sulteng.

"Anggota polisi harus melakukan tindakan-tindakan polisional yang terarah dan terukur, dengan tetap melibatkan masyarakat sebagai mitra Polri," kata dia.

Hengkie juga meminta agar anggota polisi menghindari tindakan yang menyakiti hati masyarakat dengan melakukan tindakan pencegahan kepada masyarakat yang berada di perbatasan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya