Bursa Asia Bervariasi Kena Imbas Harga Minyak

Indeks saham acuan MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jul 2016, 08:35 WIB
Laju bursa Asia bervariasi pada perdagangan Selasa pekan ini

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia naik tipis pada awal perdagangan saham Selasa pagi ini. Hal itu didorong dari harga minyak dunia yang merosot sehingga menahan sentimen positif wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) yang melemah.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,6 persen usai libur pada perdagangan kemarin. Yen melemah juga mendukung penguatan bursa saham Jepang.

Namun bursa saham Australia dan Selandia Baru sedikit berubah. Sedangkan bursa saham Korea Selatan tertekan.

Sentimen kudeta yang gagal di Turki pun telah mengurangi risiko pasar. Hal itu membuat yen sempat reli. Kondisi Turki pun membuat sentimen risiko meningkat. Hal itu membuat dolar Amerika Serikat (AS) ke level tertinggi terhadap yen dalam tiga minggu.

Sedangkan euro melemah 0,1 persen terhadap dolar AS ke level US$ 1,1069. Bank sentral Eropa akan mengadakan pertemuan pada Kamis pekan ini. Diharapkan tidak ada langkah-langkah pelonggaran tambahan.

Namun kelihatannya pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi akan ajukan banding kepada pemerintah untuk berbuat lebih banyak meningkatkan ekonomi zona Euro usai Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Kami mengharapkan bank sentral Eropa menghindari membuat langkah kebijakan. Hal itu mengukur dampak Britain Exit atau Britain yang akan membutuhkan lebih banyak waktu," ujar Analis Rabobank seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (19/7/2016).

Sedangkan indeks dolar Amerika Serikat sedikit lebih tinggi ke level 96,571 terhadap sekeranjang mata uang.

Di pasar Asia, harga minyak mentah Brent sedikit lebih rendah ke level US$ 46,95 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat turun 0,1 persen menjadi US$ 45,20. Sementara itu, harga emas sedikit turun menjadi US$ 1.328,50 per ounce. (Ahm/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya