Pengembang Ini Jajal Peruntungan di Timur Jakarta

Potensi pasar properti tidak kalah apalagi dibarengi dengan gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi menuju koridor timur.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 08 Jun 2016, 11:30 WIB
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan pembangunan properti di wilayah timur Jakarta lebih lambat dibandingkan wilayah barat. Namun dari sisi potensi pasar, tidak kalah apalagi dibarengi dengan gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi menuju koridor timur.

"Ini adalah fakta. Pembangunan di timur memang sedikit lebih lambat dari barat terutama Serpong," ungkap Vice President Corporate Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk, Indra Widjaja Antono seperti ditulis Liputan6.com, Rabu (8/6/2016).

Ada beberapa alasan kondisi tersebut terjadi, antara lain jumlah pengembang yang masuk di wilayah barat jauh lebih banyak dengan yang masuk ke timur.

Selain itu, di barat Jakarta banyak beroperasi sekolah berkualitas dengan kaliber internasional, sehingga ada euforia pengembang masuk ke wilayah tersebut. Pembangunan properti di wilayah timur juga lambat akibat ketersediaan lahan dalam skala besar sangat terbatas, berbeda dengan pengembangan di koridor barat Jakarta yang sebagian besar dilakukan dengan konsep kota mandiri berskala menengah besar.


"Itu juga alasan kami memilih berinvestasi di timur Jakarta, persisnya di Cimanggis, sehingga setidaknya bisa menarik lebih banyak developer masuk kemari. Sekarang banyak pengembang yang sudah masuk ke Cibubur, jadi kami ikut bersinergi membangun wilayah timur Jakarta ini, agar tidak semua bertumbuh di barat," ungkap dia.

Indra menambahkan kawasan timur Jakarta ini memiliki kelebihan karena selain infrastrukturnya mulai dibangun, wilayah ini juga dekat dengan Puncak Bogor sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Agung Podomoro Land melalui anak usahanya PT Graha Tunas Selaras (GTS) saat ini sudah memulai pembangunan proyek Podomoro Gold View seluas 60 hektare di Cimanggis, Depok.
Pengembangan proyek ini mencakup 25 tower dengan sekitar 37 ribu unit apartemen.

"Kenapa Cimanggis? Karena kami melihat pasar di sini besar sekali, permintaannya riil kebutuhan. Sementara pengembang yang masuk ke timur ini seperti saya katakan tadi belum banyak," kata Indra.

Menurut dia, Cimanggis merupakan kawasan yang menjanjikan baik untuk tempat tinggal maupun investasi. Untuk tempat tinggal, dengan jarak yang hanya 19 kilometer dari Cawang merupakan alternatif strategis. Sedangkan untuk investasi, dengan harga unit apartemen sekitar Rp 9,4 juta per m2 sangat kompetitif.

Bandingkan dengan harga apartemen di wilayah Tangerang dan Serpong yang jaraknya 24 kilometer dari Jakarta namun harganya sudah menyentuh Rp 17 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi (m2). Begitu juga dibandingkan dengan Cikarang Bekasi yang jaraknya 20 kilometer sudah mencapai harga Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per m2.

Bahkan harga apartemen di wilayah Sentul dan Bogor yang jaraknya 35-46 kilometer dari Jakarta masih lebih tinggi yakni Rp 10 juta hingga Rp 14 juta per m2.

Ditahap pertama sudah dilakukan pemancangan pondasi (groundbreaking) tiga tower apartemen di proyek Podomoro Golf View. Indra menyebutkan proses konstruksi butuh waktu 24 bulan sebelum diserahterimakan kepada pemilik.

"Antusias pasar cukup baik, dari 4.000 unit di tahap pertama sudah terjual 80 persen. Bahkan tahun ini mungkin penjualan bisa mencapai 5.000 unit," papar dia.

Corporate Project Director Agung Podomoro Land, Paul Christian menambahkan di tahap awal ada tiga tipe yang ditawarkan yakni studio, two bedroom, dan three bedroom dengan harga mulai Rp 190 juta hingga Rp 470 juta.

Dia menyebutkan secara lokasi Podomoro Golf View  sangat strategis karena terletak di pintu keluar Tol Jagorawi exit Cimanggis, dan nantinya akan memiliki stasiun Light Rail Transit (LRT) sendiri. (Muhammad Rinaldi/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya