Anak Obesitas Cenderung Mudah Depresi

Anak obesitas malah kerap kali jadi bahan olok-olok teman-teman di kelas atau sekolah

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Mei 2016, 17:00 WIB
Anak-anak yang dikucilkan seperti yang terjadi pada anak obesitas dalam penelitian ini, mengalami banyak hal tidak menyenangkan seperti perasaan kesepian, depresi, dan agresi.

Liputan6.com, Jakarta Usia anak-anak seharusnya dijalani dengan bahagia, namun tidak begitu halnya pada anak obesitas. Menurut studi, anak obesitas usia 6 tahun lebih tertutup dan sudah menunjukkan gejala depresi.

"Obesitas memiliki risiko psikososial bagi anak-anak, bahkan bagi anak obesitas yang berumur enam tahun," tutur pemimpin studi, Amanda W. Harrist mengutip laman Times of India, Kamis (26/5/2016). 

Menurut riset yang dilakukan Oklahoma State University, Amerika Serikat ini, anak-anak obesitas kurang disukai oleh teman-teman seusianya. Anak obesitas malah kerap kali jadi bahan olok-olok teman-teman di kelas atau sekolah sehingga harus berjuang lebih dalam pergaulannya.

Demi menghindari olokan teman-temannya tak jarang anak obesitas menarik diri dari pergaulan. Selain itu, mereka juga mengalami "emotional eating" sebagai cara untuk menghadapi rasa sakit atas ejekan atau olokan teman-temannya. Dan hal ini bisa memicunya kembali makan sehingga berat badannya bertambah.

"Anak-anak yang dikucilkan seperti yang terjadi pada anak obesitas dalam penelitian ini, mengalami banyak hal tidak menyenangkan seperti perasaan kesepian, depresi, dan agresi. Anak-anak ini pun lebih mungkin untuk bolos sekolah dan tidak menutup kemungkinan putus sekolah," tutur Harrist dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Child Development.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya