Dibayangi Rupiah, IHSG Masih Potensi Menguat

Penguatan saat ini hanya bersifat teknikal setelah mengalami pelemahan cukup dalam dari awal pekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Apr 2016, 06:20 WIB
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu (27/4/2016). Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adie Joe mengatakan, penguatan saat ini hanya bersifat teknikal setelah mengalami pelemahan cukup dalam dari awal pekan.

"Harusnya memang naik," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta.

Dia mengatakan, saat ini masih sepi sentimen positif. Kondisi yang ada, IHSG dibayangi pelemahan nilai tukar rupiah dan laporan keuangan emiten kuartal I 2016.

"Sentimennya laporan keuangannya jelek, yang bagus nggak ada. Rupiah melemah. Malah sentimennya jelek semua," tutur dia.


Kiswoyo memperkirakan IHSG bergerak di level support 4.750 dan resistance 4.900. Adapun saham yang direkomendasikan antara lain, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Centrar Asia Tbk (BBCA).

Analis PT Reliance Se‎curities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG variatif. IHSG akan berada pada support 4.800 dan resistance pada level 4.870.

Pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah sebanyak 64,77 poin atau 1,33 persen ke level 4.814,09. Pelemahan IHSG disebabkan pelemahan nilai tukar dan aksi ambil untung investor asing.

"Pelemahan nilai tukar mata uang mayoritas di Asia berhasil menyeret investor asing untuk melakukan aksi ambil untung setelah sejak awal bulan April ini melakukan pembelian bersih yang cukup besar," kata dia dalam ulasannya.

Namun begitu, dia menuturkan, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh informasi El Nino yang berdampak pada pasokan CPO. Hal itu memberikan ekspektasi adanya perbaikan harga CPO.

"Informasi mengenai El Nino yang di mana adanya penurunan pasokan dan kurangnya penanaman baru sehingga membuat outlook harga CPO mampu membuat sektor agrikultur bersinar ditengah gelapnya sektor lain akibat pelemahan," tandas dia.(Amd/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya