Anak Korban Eksploitasi di Jaksel Ingin Jadi Polwan dan Pilot

Tiga bocah itu saat ini mendapatkan perlindungan di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur dan tengah menjalani program trauma healing.

oleh Muslim AR diperbarui 27 Mar 2016, 18:51 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak. Sumber: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak korban eksploitasi di Jakarta Selatan mencurahkan isi hati pada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yembise.

Anak-anak yang saat ini dirawat di Rumah Sosial Perlindungan Anak (RSPA), Bambu Apus, Jakarta Timur itu ditemui Yohana, dua bocah cilik itu mengutarakan keinginan mereka untuk bersekolah kembali.

Tiga anak yang dirawat di Bambu Apus adalah W (5), R (7), dan bayi berusia enam bulan berinisial MI.

"W tadi cerita, dia ingin sekolah dan bercita-cita jadi Polwan (Polisi Wanita), yang R katanya udah sekolah kelas 1 SD, dia ingin jadi pilot," ujar Yohana.

Menurut Yohana, anak-anak tersebut sebenarnya masih ingin sekolah tapi karena eksploitasi membuat keinginan mereka tidak tercapai.

"Ini sudah melanggar hak anak karena mereka berhak untuk sekolah dan bermain," kata Yohanna.

Saat berkunjung, Yohanna berpesan pada pengelola RSPA Bambu Apus untuk merawat ketiga bocah malang itu. Ia juga menginginkan korban bayi, MI, dirawat secara khusus. Sebab dari laporan kepala RSPA, MI sangat lamban dalam respons motoriknya.

 


"Anak-anak ini aset yang perlu dijaga karena jadi bagian pembangunan negara. Mereka harus diberi perawatan khusus sehingga bisa tumbuh normal dengan baik," ucapnya.

Tiga bocah itu saat ini mendapatkan perlindungan di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur dan tengah menjalani program trauma healing.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga anak ini diamankan bersama orang tuanya. Dari hasil penyelidikan, MI, bayi 6 bulan itu diberi obat penenang atau obat tidur.

MI dipaksa pelaku untuk menelan Clonazepam. Bila digunakan dengan dosis sembarangan, obat itu bisa berakibat fatal bagi anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya