Ini Kronologi Wakilnya Ridwan Kamil 'Dikacangin' Anak Buah Risma

Jangankan mendapat sambutan baik, orang nomor 2 di Kota Bandung itu malah 'dikacangin' Pemkot Surabaya.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 24 Feb 2016, 18:02 WIB
Jangankan mendapat sambutan baik, orang nomor 2 di Kota Bandung itu malah 'dikacangin' Pemkot Surabaya.

Liputan6.com, Bandung - Kejadian kurang menyenangkan dialami Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, ketika melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Surabaya yang dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.

"Kejadian itu minggu kemarin, 8 orang sama Disyanjak. Kita ingin pelajari berbagai aspek pajak karena kita dapat informasi seperti parkir mereka (Pemkot Surabaya) luar biasa besar pendapatannya dari berbagai hal mereka lebih baik kita akui," kata Oded, di Bandung, Rabu (24/2/2016).
 


Oded kala itu datang untuk melakukan studi banding peningkatan pajak ke Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak). Jangankan mendapat sambutan baik, orang nomor dua di Kota Bandung itu malah dicuekin alias 'dikacangin' oleh Pemkot Surabaya. Padahal, mereka sudah mengirimkan surat pemberitahuan.

"Saat surat sudah sampai, lalu ada disposisi dari Ibu Wali Kota. Hanya berbentuk UMP (untuk menjadi perhatian) itu saja bahasanya. Sehingga, semua SKPD tidak ada yang mau menerima kita," ujar Oded.

Meski demikian, Oded mengaku tak kecewa. Ia juga tidak ingin memperpanjang masalah itu.

"Tidak boleh balas dendam. Arahan saya sudah sampaikan kita tidak boleh ada dendam seperti itu, justru ketika mereka datang ke sini saya wanti-wanti terima dengan baik," kata Oded.

Surabaya Jamin Selalu Terbuka

Menanggapi insiden ini, Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser, mengatakan bahwa pihaknya selalu terbuka bagi daerah lain yang ingin belajar di Surabaya.

"Selama ini kami selalu menerima daerah lain. Bahkan Pemkot Bandung juga pernah ke sini untuk belajar pelayanan satu atap," kata Fikser kepada Liputan6.com di Surabaya, Rabu (24/2/2016).

Terkait dengan pesan Ridwan Kamil yang dilontarkan via Twitter, Fikser menjelaskan bahwa kalimat penolakan itu tidak tepat. Dia mengakui bahwa memang ada surat yang masuk dan sesuai SOP kita kroscek pejabat siapa yang akan hadir.

"Karena dalam kunjungan kerja seperti itu, kita juga menyamakan selevel dengan pejabat yang menerima kunjungan," kata Fikser.

Fikser menegaskan bahwa ketika rencana kunjungan tersebut tidak terpenuhi karena pejabat penerima tamu tidak bisa hadir. "Maka kita akan jadwalkan ulang dan pastinya kita konfirmasikan," ujarnya.

"Kami selalu ingat pesan Bu Risma yang mengatakan bahwa mempersilahkan daerah lain belajar ke sini dan kami juga disuruh belajar ke daerah lain," Fikser menegaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya