Atasi DBD, Ahok Manfaatkan Aplikasi Ponsel Pintar

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus melakukan berbagai inovasi menuju Jakarta Smart City.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Feb 2016, 18:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus melakukan berbagai inovasi menuju Jakarta Smart City. Setelah sebelumnya mengatakan akan menaikkan honor petugas juru pemantau jentik (Jumantik), kini dia mengatakan akan memberikan mereka uang sebesar Rp 500 ribu per bulan untuk membantunya mengatasi masalah DBD.

"Kita kesulitan mendata DBD, petanya kurang akurat padahal ada banyak jumantik yang banyak bermasalah di perumahan mewah," katanya di sela-sela temu media Lari 5Jakarta di Balaikota, Jakarta, Sabtu (13/2/2016). 

Lantas bagaimana caranya untuk mengetahui informasi DBD dengan cepat? Menurut Ahok, dia akan memanfaatkan sistem pengaduan dalam aplikasi smartphone.

"Misalnya dia minta fogging, nanti masuk smart city. Jadi tahu daerah mana saja yang minta fogging. Itu mesti dianalisis," jelas Ahok.

Saat ini kata dia, kasus DBD kian meningkat terutama di daerah pinggiran ibukota seperti Bekasi dan Tangerang. Masalahnya tidak semua semua masyarakat melaporkan kejadiannya.

"Kalau saya mesti dapat data laporan saya analisis, capek. Tapi kalau semua dikirim ke Qlue (aplikasi smartphone untuk pengaduan) jumantik bisa dapat Rp 500 per bulan tapi dia harus buat 200 laporan untuk satu orang," katanya.

Untuk informasi DBD, petugas jumantik memeriksa rumah warga setiap hari Jumat. Selama ini, pemeriksaan yang dilakukan minimal mengunjungi 25 rumah. Namun untuk tahun depan akan ditingkatkan menjadi 50 rumah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya