Harga Emas Menguat Usai Pernyataan The Fed

Pernyataan The Fed memicu spekulasi jika Bank Sentral AS ini akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya lebih lama.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Jan 2016, 08:18 WIB
Emas batangan diperlihatkan petugas di kantor BNI Syariah, Jakarta, Senin (30/11). Harga jual-beli kembali (buyback) emas Antam turun Rp 1.000 usai akhir pekan kemarin naik di tengah turunnya harga emas global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia naik setelah pejabat Federal Reserve menyatakan kekhawatiran tentang gejolak ekonomi global yang terjadi baru-baru ini.

Pernyataan The Fed memicu spekulasi jika Bank Sentral AS ini akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya lebih lama.

Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (28/1/2016), harga kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Februari diperdagangkan naik 0,4 persen menjadi US$ 1.124,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Pedagang emas terus mengikuti keputusan kebijakan moneter The Fed karena logam mulia ini tidak membayar bunga dan sulit bersaing dengan aset yang memberikan imbal hasil seperti obligasi treasury.

Logam mulia yang juga diperdagangkan dalam dolar akan menjadi lebih murah untuk pembeli asing ketika mata uang AS melemah terhadap mata uang lainnya.


Dalam laporan sebelumnya, para pejabat The Fed menyoroti kewaspadaan mereka atas perkembangan ekonomi dan keuangan global dan penilaian berkelanjutan tentang implikasi potensial pada ekonomi AS.

Ini membuat The Fed mengakui peningkatan gejolak pasar atau perlambatan pertumbuhan global bisa mendorong pihaknya mengubah rencana kebijakan dalam beberapa bulan ke depan.

"Pernyataan kebijakan Rabu sedikit dovish dan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih sedikit," kata James Cordier, Presiden OptionSellers.com di Tampa, Florida.

The Fed pada bulan Desember menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Kenaikan tarif awalnya diprediksi akan kembali dilakukan pada 2016 ini.(Nrm/Ndw)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya