MUI Ragukan Pengakuan Produsen Terompet Bersampul Alquran

Pihaknya melalui MUI Provinsi dan Kabupaten sudah melaporkan produsen terompet tersebut ke kepolisian daerah setempat.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Des 2015, 18:09 WIB
Nafis juga mengimbau agar para ulama di Indonesia bisa saling memahami satu sama lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin buka suara atas penjualan terompet bersampul Alquran. Terompet 'kontroversial' yang sedianya dijual untuk perayaan pergantian Tahun Baru itu ditemukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Terkait hal itu, Ma'ruf menyatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki maraknya penjualan terompet bersampul Alquran tersebut. Hasil sementara tim itu pun sudah didapat.

"Hasilnya, keterangan si pembuat bilang tidak sadar saat membuat," ucap Ma'ruf di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (29/12/2015).

Meski begitu, MUI tidak langsung memercayai pengakuan produsen terompet. Namun, MUI menyerahkan penyelidikan sepenuhnya kepada kepolisian. Menurut Ma'ruf, pihaknya melalui MUI Provinsi dan Kabupaten sudah melaporkan produsen terompet tersebut ke kepolisian daerah setempat.

"Kita serahkan pada yang berwajib. Sebab, kalau (pembuatnya) tidak tahu kertas Alquran, itu mustahil bagi kami," ucap Ma'ruf.

Penjualan terompet berbahan sampul Al Quran itu diketahui setelah seorang warga Kendal, Jawa Tengah, mendapati tulisan lafaz Al Quran dan tulisan "Kementerian Agama RI Tahun 2013" pada terompet yang dijual di salah satu minimarket. Pihak kepolisian langsung mengamankan terompet serupa dari 21 gerai minimarket di Kendal.

Selain di Kendal, ternyata terompet itu juga sempat beredar di wilayah Jawa Tengah lainnya, seperti di Blora, Klaten, Demak, Pekalongan, Batang, dan Wonogiri. Semua terompet serupa kini sudah disita polisi, termasuk bahan bakunya, untuk menjaga kondusifnya keamanan di masyarakat menjelang perayaan pergantian Tahun Baru 2016.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya