Puncak Padat Siang Ini, Jalur Alternatif Rawan Pungli

Di Rindu Alam, deretan mobil pribadi yang hendak menuju Jakarta terhenti akibat terjebak penutupan jalur.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 26 Des 2015, 12:33 WIB
(Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Volume kendaraan menuju kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Arus kendaraan saat ini masih tersendat-sendat usai dibuka kembalinya jalur menuju arah Puncak pada pukul 09.00 WIB.

Pantauan di lapangan, Sabtu (26/12/2015), kepadatan arus lalu lintas mulai terjadi di pintu Tol Ciawi hingga tanjakan Selarong. Seperti yang terjadi di Rindu Alam, deretan mobil pribadi yang hendak menuju Jakarta terhenti akibat terjebak penutupan jalur.

Sedangkan di Pospol Megamendung dan Pospol Cisarua terpantau padat. Sementara di KM 81 atau Simpang Citeko dan Taman Safari arus kendaraan masih tampak lancar.

"Kepadatan terjadi karena volume kendaraan meningkat, ditambah adanya penyempitan jalan," kata Kepala Unit Laka Lantas Polres Bogor Iptu Asep Saepudin di Pos Gadog.

Dia mengatakan, jalur menuju Puncak akan kembali ditutup jika kendaraan dari Tol Ciawi terpantau lancar. Begitu juga di kawasan Puncak. "Penutupan jalur menuju Puncak dilihat dari situasi di lapangan," tutur dia.

Sementara itu, pengendara yang terjebak kemacetan di pintu Tol Ciawi memilih menggunakan jalur alternatif. Seperti jalan alternatif melalui Kampung Pendeuy Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi.

Jalan alternatif itu masuk melalui rest area yang berada di KM 46 di jalur keluar Gerbang Tol Ciawi. Saat diberlakukan satu jalur dari arah Puncak menuju Jakarta, banyak yang menggunakan jalur tersebut.

Namun jalan alternatif itu rawan pungutan liar (pungli). Setiap kendaraan yang melintas di jalur alternatif dimintai uang oleh warga sekitar. Seperti dikeluhkan seorang pengguna jalan bernama Widia.

"Risih juga lewat sini, setiap 300 meter ada 'Pak Ogah' minta uang. Kalau enggak dikasih malah marah," ujar Widia.

Hal senada juga diutarakan warga Petamburan, Jakarta yang melintasi daerah tersebut, Kosasih. Dia mengatakan, ada sekitar 8 kelompok warga yang meminta uang kepada pengemudi kendaraan di sana.

"Takut juga. Soalnya enggak dikasih mobil digedor-gedor," keluh Kosasih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya