Motor Trail Dipakai Harian, Perhatikan Komponen Ini

Motor trail pada dasarnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan off-road.

oleh Rio Apinino diperbarui 21 Des 2015, 17:11 WIB
Motor trail pada dasarnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan off-road.

Liputan6.com, Depok - Motor trail pada dasarnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan off-road. Karakter aslinya dibuat untuk menerabas medan-medan sulit seperti tanah becek dan perbukitan. Tapi, seringkali motor ini justru digunakan untuk menopang mobilitas sehari-hari.

Masalahnya, karena beda peruntukkan, motor trail yang digunakan untuk harian ini justru cenderung akan mengalami kerusakan, utamanya di bagian ban. Hal ini disebabkan karakter ban yang tidak cocok untuk jalanan beraspal.

"Kalau ban standar pabrik yang dibuat harian, justru jadi kurang enak. Cepat aus juga. Tiga bulan juga sudah habis," ujar Rudy, pemilik bengkel spesialis motor trail 234 Motor yang terletak di kawasan Limo Depok, Senin (21/12/2015).

Untuk diketahui, ban motor trail biasanya bercorak kotak-kotak menonjol, atau yang lebih familiar dikenal dengan nama 'ban tahu'. Tonjolan pada ban ini dibuat untuk menghasilkan cengkeraman maksimal pada medan berlumpur, pasir, atau kerikil. Sebaliknya, karakter tersebut justru membuat motor tidak stabil dikemudikan pada jalanan aspal.

Karena itu, Rudy menyarankan pemilik motor trail yang menggunakan tunggangannya untuk harian untuk mengganti ban standar. "Ganti bannya menggunakan ban aspal, khususnya supermoto," tambahnya.

Lebih spesifik, Rudy menyarankan untuk mengganti ban dengan ukuran 130. "Ukuran sebesar itu sudah lebih nyaman kalau untuk harian, soalnya lebih lebar," tambahnya.

Sebetulnya, ada juga ban yang dibuat untuk trail, tetapi tetap nyaman saat menembus jalan aspal. Asalkan, tonjolannya tidak terlalu tinggi. Salah satu contohnya adalah ban trail S-209 merek Swallow. Di beberapa forum otomotif, pemilik motor trail juga banyak yang merekomendasikan ban tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya