Ini Alasan Presiden Panggil Dirut Pertamina dan PLN

Turut hadir dalam rapat tersebut yaitu Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Des 2015, 12:15 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pidato di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (2/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan Direktur Utama ‎PT PLN (Persero) Sofyan Basir ke Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (3/12/2015) ini.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, pemanggilan Dirut Pertamina salah satunya untuk membahas harga gas. Ini mengingat harga gas di Indonesia masih mahal, dan Presiden akan memberikan arahan terkait ini.

"‎Pertamina itu kaitan dengan rencana pembangunan kilang dan melakukan efisiensi, terutama harga gas dirasa masih mahal. Dengan demikian Presiden akan beri arahan‎," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta.


Dikatakan Pramono, selama ini Presiden mendapatkan banyak masukan dan keluhan dari para pelaku industri pupuk terutama di luar Pulau Jawa terkait harga gas.

Harga gas di Indonesia masih kalah murah jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, padahal Indonesia kaya akan sumber gas alam.

"Kemudian kita tahu juga soal pajak, kalau kita mau ekspor malah tidak dikenakan pajak, tapi untuk kebutuhan dalam negeri kok malah dikenakan pajak. Hal-hal seperti inilah yang akan dibicarakan," terang dia.

Sementara untuk pemanggilan Dirut PLN, Presiden ingin mendapatkan kondisi terbaru mengenai pembangunan pembangkit listrik yang telah masuk dalam program 35 ribu mega watt (MW). Karena ditargetkan pada 2019, seluruh masyarakat Indonesia bakal teraliri listrik.

Turut hadir dalam rapat tersebut yaitu Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo.

(Yas/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya