Awas, Gigitan Nyamuk Ini Bikin Radang Otak

Virus dari gigitan nyamuk Chikungunya bisa menyebabkan infeksi otak dan bahkan kematian pada bayi serta orang di atas usia 65 tahun.

oleh Risa Kosasih diperbarui 27 Nov 2015, 10:00 WIB
Virus dari gigitan nyamuk Chikungunya bisa menyebabkan infeksi otak dan bahkan kematian pada bayi serta orang di atas usia 65 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Virus dari gigitan nyamuk Chikungunya bisa menyebabkan infeksi otak dan bahkan kematian pada bayi serta orang di atas usia 65 tahun. Temuan ini dipublikasikan dalam sebuah jurnal yang dikutip dari laman Medical News Today, pada Kamis (26/11/2015) lalu.

Chikungunya bukanlah virus baru, tapi sebelum 2004, penyakit ini dianggap tidak fatal dan tidak menyebabkan cacat seumur hidup. Namun, wabah besar sejak tahun 2005 telah mengubah segalanya.

Kasus yang fatal memperlihatkan keterlibatan pusat sistem saraf (SSP) pada orang dewasa dan bayi. Gejala yang paling sering adalah demam dan nyeri sendi.

Gejala lain yang terlihat mungkin termasuk sakit kepala, nyeri otot, sendi yang bengkak atau ruam. Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu, tapi untuk beberapa kasus nyeri sendi bisa berlangsung berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun.

Para peneliti melihat wabah chikungunya yang mempengaruhi 300.000 orang di Pulau Reunion, di lepas pantai Madagaskar, pada 2005-2006. Hasilnya, sebanyak 57 pasien telah didiagnosis dengan penyakit chikungunya yang berhubungan dengan pusat sistem saraf (CNS), termasuk 24 dengan ensefalitis, atau dengan rata-rata 8,6 per 100.000 orang.

Ensefalitis lebih umum terjadi pada bayi dan orang di atas usia 65 tahun. Tingkat kejadian (prevalensi) pada bayi adalah 187 per 100.000 orang, serta 37 per 100.000 orang ada pada orang di atas usia 65 tahun.

Tingkat kematian bagi mereka dengan ensefalitis yang terkait virus chikungunya adalah 17 persen. Diperkirakan 30-45 persen dari mereka yang terinfeksi dengan ensefalitis menderita cacat berkelanjutan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya