Pelindo II Buka Pelayaran Langsung ke Australia

Kerjasama ini diharapkan akan mempercepat dan menekan biaya logistik komoditas penting di antara kedua negara.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Nov 2015, 18:37 WIB
Suasana bongkar muat di Jakarta International Contener Terminal (JICT),Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Nilai ekspor Indonesia Agustus 2015 mencapai US$12,70 M atau meningkat 10,79 persen dibanding ekspor Juli 2015. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menggandeng Pelabuhan Townsville Australia sebagai sister port guna meningkatkan pelayaran langsung dari Indonesia ke Townsville, Australia. Kerjasama ini diharapkan akan mempercepat dan menekan biaya logistik komoditas penting di antara kedua negara.

Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengatakan, saat ini Australia melalui Pelabuhan Townsville memiliki hubungan perdagangan yang baik dengan Indonesia, oleh karena itu Pelindo II berencana membuka pelayaran langsung (direct call) dari Indonesia ke Townsville yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di wilayah utara Australia dengan persentasi ekspor sebesar 58 persen di seluruh Australia.

Dia menuturkan dengan adanya kerjasama ini diharapkan bisa menjadi langkah awal yang baik dalam menjalin hubungan antara Pelindo II dengan Pelabuhan Townsville. Hingga nantinya, lanjut Lino kerja sama ini dapat lebih intensif dan sejalan dengan program pemerintah Indonesia saat ini yang fokus pada peningkatan kualitas sektor maritim serta mengurangi biaya logistik.

"Dengan mengoptimalkan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagai penghubung jalur transportasi yang lebih efisien diharapkan tak hanya menghubungkan satu pulau ke pulau lain tetapi juga antar negara," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Lino menjelaskan, komoditi utama yang dibawa dari Townsville ke Indonesia adalah sapi, gula dan timah. Dan selama ini, tidak adanya pelayaran langsung dari Townsville menuju Indonesia membuat proses pengiriman barang harus melalui Asia Timur dengan lama pengiriman barang mencapai 23 hari kerja yang berimbas pada tingginya biaya logistik ketiga komoditas tersebut.

"Nantinya sektor bisnis Australia dapat memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia salah satunya di Indonesia bagian timur," tandas dia. (Dny/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya