Kencan Singkat dengan Nissan X-Trail Hybrid

Nissan Motor Indonesia memiliki alasan tersendiri menjadikan Waduk Jatiluhur sebagai tempat pengujian Nissan X-Trail.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 06 Nov 2015, 17:34 WIB
Nissan Motor Indonesia memiliki alasan tersendiri menjadikan waduk Jatiluhur sebagai tempat pengujian Nissan X-Trail.

Liputan6.com, Purwakarta - Diperkenalkan saat gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 pada Agustus lalu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) akhirnya memberikan kesempatan jurnalis untuk melakukan test drive Nissan X-Trail Hybrid. Sesi test drive berlangsung Rabu (4/11) di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

NMI memiliki alasan tersendiri menjadikan Waduk Jatiluhur sebagai tempat pengujian Nissan X-Trail. Pertama, waduk Jatiluhur sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan sumber tenaga listrik. Sementara X-Trail Hybrid, selain mengandalkan mesin bensin sebagai sumber tenaga, juga menggunakan motor listrik yang sumber tenaganya dari baterai. Jadi secara konseptual sejalan.

Alasan kedua, lokasinya berbukit sehingga bisa melihat cara kerja Regenerative Braking System yang bisa dilihat melalui instrument cluster.

Impresi awal saat duduk di balik kemudi SUV hibrida pertama di Indonesia ini, Liputan6.com merasa kabinnya begitu senyap. Tarikan awalnya pun terasa halus alias tidak mengentak saat pertama kali jalan. Di sinilah motor listrik bekerja memutar roda. Hingga kecepatan sekitar 30 km/jam, kerja motor digantikan mesin.

Fitur Advanced Drive-assist Display yang berada pada instrumen cluster


Lewat fitur Advanced Drive-assist Display yang berada pada instrument cluster, Anda dapat memonitor kondisi baterai. Selain itu, sistem kerja Intelligent Dual Clucth Control juga dapat dilihat.

Saat melewati jalan menurun, Anda bisa memantau Regenerative Braking System yang mengubah energi panas rem menjadi daya listrik untuk kemudian disalurkan ke baterai. Melaju di kecepatan tinggi sembari mengisi tenaga listrik pun dapat dilakukan pada mode EV (Electric Vehicle).

Berbeda dengan model mesin biasa, X-Trail Hybrid tidak memiliki bangku baris ketiga karena ruang ini dipakai untuk menyimpan baterai. Karena menggunakan motor listrik dan menggendong baterai lithium ion, bobotnya jadi lebih berat 130 kg dibanding X-Trail bermesin konvensional.

Meski lebih berat, tenaga yang dihasilkan cukup berlimpah. Hal itu dibuktikan saat melewati jalanan menanjak. Dengan mudah X-Trail Hybrid "mendaki" dan menyalip kendaraan di depannya.

Baterai lithium ion Nissan X-Trail Hybrid berada di baris ketiga


Dalam rangkaian sesi test drive terdapat pula simulasi jalanan macet. Pada sesi ini X-Trail Hybrid sepenuhnya menggunakan tenaga listrik. Alhasil kondisi mesin mobil tidak hidup namun roda bergulir dengan sendirinya tanpa harus menginjak pedal gas.

Untuk diketahui, X-Trail Hybrid dibekali mesin MR20DD 2.0 liter berkapasitas 1.997 cc 4-silinder berkekuatan 172 Tk dengan torsi puncak 207 Nm. Mesin ini dikombinasikan dengan motor listrik berkode RM31 yang menghasilkan tenaga 40 Tk dan torsi 160 Nm.

Nissan mengklaim, X-Trail hibrida memiliki efisiensi bahan bakar 20,6 km/l (JC08), serta kadar NOx dan NMHC (non-ethane hydrocarbon) lebih rendah 75 persen dari standar emisi 2015 dan mendapat sertifikasi SU-LEV (Super ultra-low emission vehicle).

Sebagai informasi, mobil berbanderol Rp 625 juta ini memiliki dua pilihan warna, yakni putih dan hitam. Fitur yang dimiliki sama dengan X-Trail biasa, seperti Around View Monitor, Touchless Back Door, Active Ride Control, Hill Start Assist, Active Trace Control, Active Engine Braking, Anti-lock Braking System, Vehicle Dinamic Control dan Safety Shield.

(ian/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya