Tingkatkan Ekonomi Pengungsi Sinabung, BI Beri Bibit Bawang

BI memberikan bbit bawang sebanyak 600 kilogram (kg) dari 3 varietas, yaitu Maja, Bima dan Bauzi.

oleh Reza Efendi diperbarui 13 Okt 2015, 11:45 WIB
Bawang Merah

Liputan6.com, Medan - Untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat korban erupsi gunung Sinabung, Bank Indonesia (BI) memberikan bantuan berupa bibit, pupuk dan pendampingan bagi petani bawang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Pimpinan Bank Indonesia Sumatera Utara, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, bantuan yang diberikan pihaknya kepada petani bawang di Kabupaten Karo berupa bibit sebanyak 600 kilogram (kg) dari 3 varietas, yaitu Maja, Bima dan Bauzi.

“Bantuan ini sebagai bentuk dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, khsusunya di Sumatera Utara,” kata Difi, Selasa (13/10/2015).

Difi menjelaskan, sebanyak 600 kg bibit dengan tiga varietas tersebut diperuntukkan bagi lahan seluas 6 ribu meter, dan ditargetkan bantuan ini akan menghasilkan 6,5 ton bawang konsumsi, sehingga bawang merah tidak akan menjadi penyumbang angka inflasi di bulan depan.

“Dari 600 kilo bibit ini kita menargetkan dapat menghasilkan 6,5 ton bawang kosnsumsi. Jika berhasil, kita berharap bawang merah tidak akan menjadi penyumbang inflasi di bulan Oktober,” jelasnya.

Sementara, ketua Kelompok Tani Tebing Latersia Rudi Tarigan mengatakan, khusus untuk penangkaran, luas lahan yang digunakan sebanyak 5 ribu meter dan diperkirakan mampu menghasilkan 6 ton bibit bawang merah.

"Bibit ini nantinya akan dijual dan dijadikan bibit bawang di daerah Karo dengan harga Rp 20 ribu perkilogram. Harapannya petani bawang di Karo tidak perlu lagi mendatangkan bibit dari luar,” ucapnya.

Salah seorang petani bernama Endang Boru Pandia mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan bibit bawang dari Bank Indonesia ini. Menurutnya selama ini sebagai petani ia selalu kesulitan mencari bibit dan penyuluh yang berkualitas, sehingga hasil yang dihasilkan tidak maksimal.

“Kita sangat terbantu dengan bantuan dari Bank Indonesia ini, selama ini kita sangat kesulitan mencari bibit dan penyuluh yang bisa mendampingi kita untuk bertani,” ungkap Endang. (Reza Perdana/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya