Bangun Pembangkit Listrik, Krakatau Steel Hemat Rp 432 Miliar

Krakatau Steel mengajukan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun tunai.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Sep 2015, 13:21 WIB
(Foto: Krakatau Steel)

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1x150 Megawatt (MW) pada tahun depan. Pembangkit listrik tersebut akan menggunakan batu bara sebagai bahan bakunya karena berbiaya rendah. sehingga bisa menghemat biaya listrik hingga ratusan miliar setiap tahunnya.

Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar mengatakan, perseroan mengajukan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun tunai dan Rp 956,4 miliar non tunai dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

"Sebagian PMN akan dipakai untuk ekuitas pembangunan pembangkit lsitrik batu bara berbiaya rendah 1x150 Mw di Cilegon, Jawa Barat," ujar dia saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (17/9/2016).

Tujuan dari pembangunan proyek ini, kata Sukandar, akan sangat membantu keuangan perseroan karena dapat menurunkan harga listrik dari US$ 9 sen per Kilowatt per Hour (KwH) menjadi US$ 6 sen per KwH.

"Penghematannya akan sangat luar biasa dengan penurunan harga US$ 3 sen per Kwh. Kami bisa hemat sampai US$ 30 juta setiap tahun," terang dia.

Jika diitung, penghematan US$ 30 juta dengan kurs rupiah saat ini Rp 14.400 per dolar AS, maka tagihan listrik bisa dihemat sekitar Rp 432 miliar per tahun.

Saat ini, Sukandar bilang, perseroan sedang menyiapkan proyek pembangkit listrik batu bara. Pada awal tahun depan, lanjutnya, Krakatau Steel akan menggelar tender.

"Dan sebelum pertengahan 2016, diharapkan sudah bisa tandatangan kontrak EPC pembangunan power plant. Targetnya power plant beroperasi pada akhir 2018 dan kami bisa memperoleh harga rendah," tegas dia.

Untuk diketahui, Krakatau Steel mencatatkan kinerja kurang menggembirakan sepanjang 2014. Perseroan mencetak kenaikan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari US$ 13,98 juta pada 2013 menjadi US$ 149,81 juta.

Sementara itu, pendapatan bersih turun 10,34 persen menjadi US$ 1,86 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,08 miliar. 

Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 1,82 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,98 miliar. Laba kotor merosot 56,97 persen dari US$ 95,62 juta pada 2013 menjadi US$ 41,14 juta pada 2014.

Di pos beban, ada sejumlah kenaikan yang dicatatkan perseroan. Beban umum dan administrasi naik 23,52 persen menjadi US$ 117,61 juta pada 2014 dari periode 2013 sebesar US$ 95,21 juta. Beban keuangan naik menjadi US$ 51,47 juta pada 2014.

Kinerja krakatau Steel itu juga dipengaruhi laba selisih kurs perseroan yang turun dari US$ 37,36 juta pada 2013 menjadi US$ 4,48 juta pada 2014. Selain itu, pendapatan lain-lain turun menjadi US$ 24,04 juta pada 2014. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya