Kementan Siap Bangun Pulau Karantina Sapi Yang Diakui Dunia

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pembangunan pulau karantina agar sapi seluruh dunia dapat masuk ke Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Sep 2015, 07:40 WIB
Mentan Amran Sulaiman saat menjadi pembicara pada diskusi ‘Lebaran Menjelang Harga Menjulang’ di Aula Gus Dur, Jakarta, Kamis (25/6/2015). Amran menjelaskan tentang kendala yang dialami lembaga yang dipimpinnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) siap membangun Pulau Karantina untuk seluruh sapi dari negara lain yang diimpor ke Indonesia. Pihaknya menjanjikan Pulau Karantina di Provinsi Bangka Belitung akan diakui oleh dunia.

"Kita mau bangun Pulau Karantina di Bangka Belitung. Jadi sapi di seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia tapi harus masuk karantina. Pulau Karantina ini akan diakui dunia," tegas Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Kata dia, ide ini lahir karena kekhawatiran pemerintah terhadap sapi-sapi impor yang masuk ke Indonesia terjangkit penyakit kuku dan mulut. Sebagai contoh sapi asal India yang sudah terbukti mengidap penyakit tersebut.

"Sebab ada Undang-undang (UU) yang memerintahkan kita hanya boleh impor sapi dari negara yang bebas dari penyakit kuku dan mulut. Nah Indianegaranya, tapi zonanya tidak. Jadi saya sarankan direvisi UU-nya, supaya kita tidak mengandalkan sapi dari Australia dan New Zealand. Lebih bagus lagi dari India dan Brazil," ujar Amran.

Saat ini, menurut Amran, Kementan sudah menyampaikan rencana pembangunan Pulau Karantina kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kementan, sambungnya, sedang mempersiapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk merealisasikan ide tersebut.

"Tinggal PP saja, tapi saya sudah lapor ke Presiden untuk bangun Pulau Karantina," tutur Amran.

Di samping itu, dia bilang, pemerintah ke depan berharap dapat membuka impor daging sapi dari negara lain, seperti India yang menjual harga daging US$ 2,4 per Kg, Singapura, Malaysia dan New Zealand di harga Rp 40 ribu-Rp 50 ribu per kg.

"Mudah-mudahan saya akan bertemu dengan Duta Besar dan pejabat dari India di Filipina pada lusa untuk diskusi masalah daging," pungkas Amran.  (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya