446 Anak Terjangkit HIV/AIDS, Pemprov Jatim Waspada

Harsono menambahkan, untuk kasus HIV/AIDS terbanyak diduduki Kota Surabaya (2.030 kasus), disusul Kabupaten Malang (1.058 kasus)

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Agu 2015, 21:48 WIB
HIV/AIDS menjadi salah satu momok menakutkan, virus yang diperkirakan mulai pada 1926 ini menular dari monyet ke manusia.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) Harsono menegaskan, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, HIV/AIDS yang tengah menjangkit pada anak-anak sebanyak 446 kasus, dengan porsi umur 0-4 tahun sebanyak 330 anak.

Harsono mengatakan bahwa di tahun 2014 saja jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 26.235 penderita. Dengan rincian HIV 16.051 dan AIDS 10.184. Selain itu tencatat pada 2014 sebanyak 24.935 penderita dikategorikan HIV, sedangkan 12.347 di antaranya masuk kategori AIDS.

"Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemprov Jatim selain beberapa kasus kesehatan lainnya seperti tuberkulosis (TB) dan kusta,"‎ kata Harsono kepada wartawan, Kamis (13/8/2015)

Harsono menambahkan, untuk kasus HIV/AIDS terbanyak diduduki Kota Surabaya (2.030 kasus), disusul Kabupaten Malang (1.058 kasus) dan Kabupaten Jember (750 kasus). Sedangkan daerah yang paling sedikit melaporkan kasus AIDS adalah Kabupaten Sampang hanya 4 kasus.

Menurutnya, penyakit yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup yang baik sehingga membuat masyarakat Jatim rentan penularan HIV/AIDS.

"Selain itu, laporan kematian tertinggi di tahun 2011 sebanyak 457 orang dan 2014 laporan kematian AIDS sebanyak 109 orang," imbuh Harsono.

Harsono juga menjelaskan bahwa untuk jenis pekerjaan, pasien AIDS terbanyak adalah wiraswasta 2.192 kasus atau 17,75%, disusul dengan ibu rumah tangga sebanyak 2.129 (17,24%).

Kelompok umur pasien AIDS yang tertinggi adalah pada kelompok umur 25-29 tahun, yaitu sebanyak 2.803 kasus (22,70%). Faktor risiko penularan tertinggi adalah melului hubungan kebiasaan seksual orang-orang yang berbeda jenis kelamin (heteroseks) yaitu sebanyak 9.627 (77,97%).

"Kami berharap ada upaya intensif dari semua pihak, guna mengurangi penularan dan penambahan jumlah kasus HIV/AIDS," lanjut Harsono

Pemerintah sebagai pengambil kebijakan akan merevisi Perda Nomor 5/2004, menyiapkan Obat Anti Retrovirus (ARV) dan obat pendukung lainnya yang akan diberikan secara gratis.

"Lebih baik memeriksakan diri sedini mungkin, sehingga penanganannya bisa cepat dilakukan," sambung Harsono

Harsono juga menyampaikan upaya lain yang akan dilakukan pihaknya yakni memperkuat 134 sarana diagnosis HIV, berupa layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) di kabupaten/kota dan 45 sarana CST (Care Support Treatment) serta mengkampanyekan Aku Bangga Aku Tahu (ABAT).

Dan dari total penderita HIV/AIDS di Jatim yang telah meninggal sebanyak 2.292 orang. Penderita yang meninggal akibat virus HIV/AIDS kebayakan dari golongan hetroseksual, suntik dan homo, perinatal dan biseks. Untuk prosentasenya hetroseksual mencapai angka 75 persen disusul oleh suntik 15 persen dan sisanya homo, perinatal dan biseks.

"Untuk hetroseksual memang angkanya tertinggi hal ini disebabkan karena sering gonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual," pungkas Harsono. (Ron)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya