Liputan6.com, Jakarta - Komitmen China dalam membangun kereta cepat (High Speed Railways/HSR) alias Shinkansen rute Jakarta-Bandung diiringi dengan penawaran spesial, mulai dari jangka waktu pengembalian investasi sampai kesanggupannya menggarap proyek ini mulai September 2015.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan, kebutuhan anggaran pembangunan kereta cepat Shinkansen sebesar US$ 5,5 miliar. Jika diitung menggunakan kurs rupiah 13.500 per dolar AS, maka investasinya ditaksir sekitar Rp 74,25 triliun.
"Nilai investasinya US$ 5,5 miliar. Itu untuk membangun HSR," ucap dia saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
China, sambung Andrinof menawarkan suku bunga investasi murah 2 persen dengan masa pengembalian sampai 50 tahun. Terdiri dari 10 tahun grace period dan tenor 40 tahun. "Memang banyak keunggulan yang diberikan China," lanjut dia.
Tawaran lain yang tak kalah menarik, tambahnya, sanggup memulai pekerjaan kereta cepat pada September 2015. Bahkan dia mengaku, China menargetkan proyek Shinkansen Jakarta-Bandung bakal selesai dalam waktu tiga tahun.
"Pihak China menjelaskan dengan rinci bagaimana rencana ini masuk akal. Mereka menunjukkan pengalamannya membangun 17 ribu kilometer (km) rel kereta, diantaranya 9.000 km untuk HSR. Itu terbesar di dunia," papar dia.
Sementara penawaran Jepang yang juga sudah lebih dulu menggarap FS Shinkansen Jakarta-Bandung, Andrinof masih bungkam. "Sepertinya ada perubahan, jadi perlu dilihat lagi," ujar dia.
Dirinya mengaku, China sanggup membangun kereta cepat dari Bandung ke Halim, lanjut ke Gambir. "Kita minta stasiunnya di dalam kota, bukan di pinggiran kota. Kalau di pinggiran kota, nanti habis waktunya 1-2 jam," jelasnya.
Andrinof menargetkan review studi kelayakan China selesai dalam dua pekan. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga bisa dipastikan apakah akan memilih menggunakan FS dari China atau Jepang.
"Semua kita lihat, bukan cuma murah dari segi akuntasi finansial, tapi secara ekonomis, dampak penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), tenaga kerja, fasilitas publik, pelayanan dan penentuan lokasi," pungkasnya. (Fik/Gdn)
China Sanggup Bangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai September
Kebutuhan anggaran pembangunan kereta cepat Shinkansen sebesar US$ 5,5 miliar.
diperbarui 11 Agu 2015, 18:00 WIBMeneropong Kecanggihan Kereta Super Cepat China. (Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024: Pagi Cerah Berawan, Siang Jabodetabek Diguyur Hujan
Oli Mobil Motul Dapat Penghargaan Brand Choice Award 2024
Catat Nomornya, AHY Buka Hotline Pengaduan Mafia Tanah
Mitratel Tebar Dividen Tunai dan Dividen Spesial hingga Rp 1,5 Triliun
Byeon Woo Seok Latihan Berenang 3 Bulan, Totalitas Perankan Sun Jae Lovely Runner
Manchester United Dapat Sinyal Positif dari Barcelona untuk Rekrut Frenkie de Jong
Ingin Jadi Jutawan? Pertanyaan Ini Dapat Ubah Anda Jadi Sukses
Mengenal Pulau Bintan, Destinasi Wisata Alam Memesona di Kepulauan Riau
Pasar Kripto Menguat, Investor Cari Untung di Altcoin
1 Juni 1926: Lahirnya Marilyn Monroe, Artis Global yang jadi Simbol Seks Dunia
Rezeki Berlimpah, Gus Baha Ungkap Fadhilah Rutin Baca Al-Fatihah 313 Kali
25 Ucapan Hari Pancasila dalam Bahasa Inggris, Bakar Semangat Persatuan Bangsa