Banjir Turis Asing, Jepang Ubah Kantor Jadi Hotel

Jepang mencatat rekor masuknya turis asing sebanyak 13,4 juta orang pada 2014.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Agu 2015, 08:01 WIB
Seorang pria berjalan di depan pintu masuk First Hotel Cabin, Tokyo, Jepang (30/7/2015). Layanan kelas bisnis di Hotel First Cabin menawarkan interior yang unik dan nyaman. (Reuters/Toru Hanai)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang mencatat rekor masuknya turis asing sebanyak 13,4 juta orang pada 2014. Keberhasilan ini terjadi karena pelemahan nilai mata uang yen dan kemudahan pembuatan visa untuk beberapa negara di Asia.

Pada 2020, ketika Tokyo menjadi tuan rumah olimpiade musim panas, pemerintah Jepang menargetkan turis yang masuk negara tersebut akan mencapai 20 juta orang.

Kenaikan turis itu membuat banyak pengusaha berputar otak. Masalahnya, jumlah akomodasi di Tokyo saat ini sebanyak 100 ribu kamar hotel. Dalam tiga tahun hanya akan ada tambahan 7.600 kamar.

Lambatnya penambahan akomodasi, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (2/8/2015), terjadi karena harga tanah dan konstruksi yang mahal. Beberapa perusahaan membuat solusi untuk mengatasi itu dengan mengubah gedung perkantoran lama menjadi hotel dengan tampilan modis dan murah.

Harga hotel-hotel baru tersebut hanya sekitar US$ 30 per malam, hampir separuh harga dari bisnis hotel di Tokyo. "Konversi ini cara paling ideal untuk mengatasi kebutuhan mendesak akan kamar hotel," kata Manager Senior Sankei Building Co, Yukari Sasaki.

"Membangun hotel dari nol membutuhkan uang yang banyak karena harga konstruksi yang tinggi." tambahnya.

Sankei, anak usaha Fuji Media Holdings Inc, mengubah gedung perkantoran berusia 35 tahun di Distrik Akihabara menjadi hotel dalam waktu setahun dengan dana kurang dari US$ 8 juta. Hotel bernama Grids itu memberikan harga US$ 27 per orang untuk tempat tidur bertingkat dan US$ 40 per malam untuk kamar yang premium.

Sebagai perbandingan, harga termurah sebuah hotel bisnis di Tokyo mencapai US$ 76 per malam.

"Pangsa pasar hotel jenis ini masih kecil tapi ada potensi untuk berkembang karena kebutuhan akan akomodasi hotel sangat besar," ujar Tomohiko Sawayanagi, Direktur Jones Lang LaSalle, Tokyo.

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya