Bertemu Ketua MPR RRT, Jokowi Sinergikan Program Poros Maritim

Jokowi juga mengharapkan peningkatan kerja sama parlemen RRT dan parlemen di Indonesia yang telah terjalin sejak cukup lama.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 27 Jul 2015, 17:24 WIB
Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Ketua Parlemen Tiongkok Yu Zhengsheng di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (27/7/2015). Kedatangan Yu Zhengsheng untuk membahas investasi Tiongkok dan kerja sama di bidang kelautan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Parlemen Republik Rakyat Tiongkok Yu Zhengsheng atau Committee of the Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC)‎ bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

"‎Pertama, Presiden menyampaikan kembali harapan agar target-target kerja sama ekonomi dapat dipenuhi. Seperti kalian ketahui bahwa antara Indonesia dan Tiongkok memiliki target perdagangan yang akan dicapai sekitar 150 billion USD (miliar dolar AS), kemudian untuk pariwisata 20 juta dan juga target upaya peningkatan investasi," ucap Menteri Retno usai mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut, Senin (27/7/2015).

Jokowi juga mengharapkan peningkatan kerja sama parlemen RRT dan parlemen di Indonesia yang telah terjalin sejak cukup lama dapat mendukung pencapaian kerja sama dalam berbagai bidang, terutama bidang perekonomian dan investasi.

"Dalam diskusinya, Presiden dan MPR RRT mengatakan upaya kedua negara perlu dilakukan untuk meningkatkan kerja sama yang sifatnya BUMN ke BUMN. Dan Indonesia mengharapkan bahwa kerja sama ekonomi yang akan dilakukan dengan Tiongkok akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk wilayah asia," ‎papar Menlu Retno.

Kerja Sama Maritim

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pertemuan tersebut juga membahas mengenai kerja sama di bidang kemaritiman. Indonesia dan RRT sepakat untuk mensinergikan program kemaritiman dari masing-masing negara.

"RRT memiliki kebijakan 'Jalur Sutera Maritim' dan Indonesia memiliki 'Indonesia Poros Maritim Dunia'. Nah kedua visi ini sangat bagus untuk dikerjasamakan, baik yang dengan bagian dari People to People contacts," ujar Indroyono.

Kerja sama dalam bidang tersebut, imbuh Indroyono, dapat meningkatkan devisa masing-masing negara. Salah satunya melalui peningkatan jumlah wisatawan yang saling berkunjung antar kedua negara.

"Misalnya tadi disampaikan pariwisata, itu Indonesia belum sampai 1 juta wisatawan dari RRT. Sedangkan (wisatawan) yang datang ke Thailand saja semester 1 sudah 4 juta orang. Jadi ini yang bagian dari Poros Maritim Dunia juga dan Tiongkok Jalur Sutera Maritim," ujar Menteri Indroyono.

Pembangkit Listrik

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan RRT ke Indonesia, Indroyono juga mengatakan, pemerintah RRT juga bersedia membantu pemerintah Indonesia meningkatkan sarana prasarana, salah satunya pembangunan infrastruktur pembangkit listrik.

Bila pembangkit listrik dibangun bersama dengan pihak RRT, menurut Indroyono dapat menjadi daya tarik bagi pelaku industri RRT.

"Jadi nantinya kawasan-kawasan industri dibangun juga, pembangkit listriknya juga bersama-sama RRT, kalau pembangkit listrik dibangun bersama dengan pihak RRT, juga kalau bisa industrinya sekalian masuk sama-sama ke sini. Kalau  kawasan-kawasan industri dibangun juga, pembangkit listriknya juga bersama-sama RRT," ucap Menteri Indroyono. (Ans/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya