Begini Cara Jokowi Kurangi Impor

Presiden Jokowi juga meminta agar meningkatkan kandungan lokal untuk kebutuhan barang demi mengurangi impor.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jun 2015, 19:35 WIB
Presiden Jokowi (foto: Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya agar neraca perdagangan dapat positif. Salah satu langkah dilakukan dengan meningkatkan kandungan lokal demi kurangi impor.

Dalam sidang paripurna bersama para Menteri dan Kepala Lembaga, Jokowi meminta para pejabatnya untuk melakukan i‎nventarisasi mengenai kebutuhan barang setiap tahunnya.

"‎Saya juga ingin sampaikan ke seluruh Kementerian/Lembaga dan BUMN kita dalam rangka strategi mengurangi produk barang impor, agar menginventarisasi daftar kebutuhan barang," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/6/2015).

Untuk barang-barang kebutuhan yang memang harus diimpor, Jokowi meminta untuk dilihat lagi substansinya. Hal itu apakah dalam barang tersebut ada bagian yang dapat diproduksi di dalam negeri.

Menindak lanjuti hal itu, Jokowi juga memerintahkan kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk mencarikan solusi terhadap barang-barang apa saja yang bisa diproduksi di dalam negeri yang selama ini diimpor.

Jokowi menuturkan, saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk beberapa jenis pipa. Padahal Jokowi menilai, ada perusahaan di Batam yang memiliki kualitas produk yang sangat bagus.

"Di sana itu hanya 40 persen yang terserap untuk Kementerian Lembaga dan BUMN, ‎ini tidak boleh lagi, agar neraca perdagangan kita semakin baik dan produksi dalam negeri bisa terus bergerak," kata Jokowi.

Neraca perdagangan Indonesia diprediksi kembali defisit seiring program percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, surplus neraca perdagangan yang telah diraih selama lima bulan berturut-turut tidak akan bertahan lama lantaran impor akan membanjiri Indonesia.

"Begitu investasi terealisasi, segera banyak impor barang modal. Jadi surplus akan hilang, lalu defisit. Impor barang modal butuh waktu sampai akhirnya bisa ekspor lagi," kata Sofyan. (Yas/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya